Sabtu 25 May 2019 07:42 WIB

Kisah Bentrok yang Pecah di Petamburan

Kawasan Tanah Abang dan Petamburan hari itu seperti wilayah yang mati.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Andi Nur Aminah
Suasana bentrokan antara petugas kepolisian dengan massa aksi di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Rabu (22/5/2019).
Foto:
Suasana kerusuhan di Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang, Jakarta, Rabu (22/5).

Sumantri, salah seorang warga yang saya temui mengatakan, tadi pagi ada yang mati kena tembak. "Itu makanya jadi panjang bentroknya, ada pelurunya ditemuin warga, yang kena gas air mata sudah dibawa ke rumah sakit pakai ambulansnya laskar,” kata Sumantri.

Sekitar pukul 12.00, terdengar letupan seperti tembakan dari arah Jalan Jati Baru Raya. Kala itu saya tengah berada di pekarangan Masjid An Nur, tepatnya di perempatan Jalan KS Tubun-Jalan Jati Baru Raya. Ternyata dari arah Jalan Jati Baru Raya, aparat kepolisian tengah berupaya memukul mundur massa yang terus merangsek maju. Namun banyaknya jumlah massa membuat aparat mundur ke selatan Jalan KS Tubun dan ke jalan Brigjen Katamso.

Mendengar letupan itu, massa yang ada di Jalan KS Tubun dari arah Tanah Abang berlarian ke perempatan. Seketika dari dua arah itu, aparat kepolisian pun dihujani lemparan batu oleh massa. Bentrokan pun kembali pecah.

Sementara warga yang berada di pekarangan masjid saat itu, langsung masuk ke dalam. Beberapa aparat meminta warga yang berada di dalam masjid tak keluar dan tak membiarkan massa yang terlibat bentrok masuk ke dalam masjid.

Petugas masjid An Nur pun sigap memutuskan mengunci pagar masjid agar tak ada massa yang terlibat bentrok masuk ke dalam masjid. Dari balik jendela masjid, saya pun menyaksikan jelas bentrokan itu.

Petamburan begitu mencekam, massa tak henti-hentinya melemparkan batu ke arah aparat yang berada di Selatan Jalan KS Tubun. Terdengar berkali-kali massa juga melontarkan cacian pada aparat. “Woi...Bajingan, PKI,” teriaknya.

photo
Mobil ambulance datang menjemput korban saat terjadi kerusuhan di Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang, Jakarta, Rabu (22/5).

Saya sempat melihat beberapa anggota TNI menenangkan massa, namun tak membuahkan hasil. Amuk massa justru makin menjadi setelah aparat kepolisian berkali-kali menembakan gas air mata merespons serangan massa yang makin maju hingga persis di depan gerbang masjid An Nur. Sejurus kemudian aparat pemukul bergerak. Dengan tongkat yang dibawanya, aparat mengejar dan memukul massa. Beberapa massa pun tertangkap dan langsung diamankan.

Tapi itu tak membuat massa ciut. Pelemparan batu ke arah aparat terus dilakukan. Mirisnya, sejumlah massa yang terlibat bentrok adalah anak-anak. Aparat pun terus membalas dengan menembakan gas air mata.

Sementara helikopter juga berkali-kali menyiramkan air ke arah massa. Selain untuk membubarkan, guyuran air juga untuk memadamkan kobaran api dari benda-benda yang dibakar oleh massa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement