REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Febry Kurniawan Ma'ruf menegaskan, pihaknya terus mendalami kasus geng motor yang terjadi di wilayah hukumnya. Menurut dia, beberapa gerombolan bermotor yang sebelumnya tertangkap saat melakukan aksinya kini masih terus diperiksa.
Ia mengatakan, pihaknya sudah menyita beberapa alat bukti yang digunakan para gerombolan itu saat melakukan aksinya. Namun, polisi masih menunggu laporan dari korban untuk melanjutkan proses hukumnya.
"Saat ini terus kita dalami. Untuk proses kemarin, ada beberapa alat bukti yang kita trtus periksa. Untuk korban, kita tunggu laporannya," kata dia, Rabu (15/5).
Febry menjelaskan, polisi terus melakukan upaya preventif untuk menjaga kondusivitas di masyarakat, khususnya selama bulan Ramadhan. Jika diperlukan, lanjut dia, polisi akan melakukan tindakan represif kepada geng motor yang dianggap meresahkan.
Ia mengakui, ada budaya kelompok bermotor berkumpul pada malam hari di Kota Tasikmalaya, khususnya pada Sabtu malam. Ketika memasuki bulan Ramadhan, kelompok bermotor itu biasa juga berkumpul dan berkeliling menjelang waktu bebuka atau setelah sahur.
"Ada beberapa kegiatan anak muda yanh haris diantisipasi. Kalau terjadi kerawanan, kita siap lakukan patroli dan yang sifatnya edukatif kepada masyarakat," kata dia.
Namun, untuk kelompok bermotor yang sudah melakukan tindak pidana, polisi tidak akan tinggal diam. Ia menegaskan, jajarannya akan menindak para pelaku sesuai hukum berlaku jika sudah meresahkan.
Sebelumnya, Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengatakan, aparat kepolisian harus lebih intens melakukan pengawasan di jalan-jalan protokol. Menurut dia, harus ada sanksi jika perilaku para gerombolan bermotor itu sudah menjurus pada kriminalitas.
"Geng motor ini saya minta tegas saja. Berikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat selama bulan Ramadhan untuk beribadah," kata dia, Senin (13/5).
Menurut dia, segala tindakan preventif sebenarnya sudah dikakukan untuk meminimalisir suasana tak kondusif pada bulan Ramadhan. Menurut dia, pihaknya telah mengeluarkan surat edaran untuk menghentikan sementara, bahkan menutup tempat-tempat hiburan.
Ia menambahkan, jauh sebelum Ramadhan, Pemerimtah Kota (Pemkot) Tasikmalaya juga sudah melakukan pembinaan pada kelompok motor yang ada di wilayahnya. Namun, seiring berjalannya waktu, timbul berandalan bermotor yang meresahkan warga.
Budi menegaskan, harus ada sanksi yang tegas jika para geng motor sudah membuat onar. Hal itu dilakukan agar ada efek jera bagi para pelaku.
"Memang kalau anak muda ini susah mengaturnya. Saya minta polisi, TNI, dan Satpol PP turun semua. Jadi semua tenang dan aman," kata dia.
Ia meningatkan, orang tua juga harus meningkatkan kepedulian kepada anaknya. Pasalnya, adanya fenomena gang motor remaja ini berawal dari ketidakharmonisan di keluarganya.
"Faktor orang tua dan pendidikan penting. Ketegasan hukum juga penting. Semua harus berjalan beriringan," kata dia.
Pada Ahad (12/5), belasan remaja gerombolan motor ditangkap polisi saat sedang melakukan aksinya pada Ahad (12/5). Mereka tertangkap tangan sedang melakukan perusakan kendaraan yang terparkir di salah satu tempat.
Kepala Unit (Kanit) Dikyasa Polres Tasikmalaya Kota Ipda Soni Alamsyah mengatakan, setidaknya ada 14 orang yang dibawa untuk dilakukan pemeriksaan. Gerombolan itu diduga telah perusakan dan penganiayaan kepada beberapa orang di dua lokasi.
Ia menyebutkan, lokasi pertama adalah di depan Pasar Padayungan, Kelurahan Tugujaya, Kecamatan Cihideung. "Mereka diduga melakukan aniaya kepada beberapa orang di depan Pasar Padayungan dan korban ke rumah sakit," kata dia, Ahad (12/5).
Tak hanya itu, di lokasi kedua, Pasar Burung Cikurubuk, Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Cihideung, para remaja itu diduga melakukan aksi perusakan ke sejumlah kendaraan bermotor. Karena itu, para remaja itu diangkut aparat kepolisian ke markas Polres Tasikmalaya Kota.