Kamis 09 May 2019 04:34 WIB

BPN Mengaku tak Tahu Soal Temuan C1 di Menteng

Kabar temuan boks C1 di Menteng dinilai janggal oleh BPN.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Indira Rezkisari
Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) Sufmi Dasco Ahmad memberitahukan penundaan rapat konsultasi fraksi-fraksi terkait permasalahan hukum Setya Novanto (Setnov) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (21/11).
Foto: Republika/Santi Sopia
Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) Sufmi Dasco Ahmad memberitahukan penundaan rapat konsultasi fraksi-fraksi terkait permasalahan hukum Setya Novanto (Setnov) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (21/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi mengaku tidak mengetahui soal temuan dua boks formulir C1 yang ditemukan di Menteng, Jakarta Pusat. Dalam formulir C1 itu, Prabowo Subianto dimenangkan.

"Jadi apa yang beredar di media soal C1, yang pertama kami sendiri belum pernah melihat secara langsung. Baru hanya dari media-media," kata Direktur Hukum dan Advokasi BPN, Sufmi Dasco Ahmad ditemui di kompleks DPR RI, Jakarta, Rabu (8/5).

Baca Juga

Boks formulir C1 bertuliskan ‘Kepada Yth. Bapak Toto Utmo Budi Santoso, Direktur Satgas BPN PS, Jalan Kertanegara No. 36 Jakarta Selatan’ dan ‘Dari Moh. Taufik, Seknas Prabowo-Sandi, Jl HOS Cokroaminoto No. 93 Menteng, Jakarta Pusat’. Dasco membantah tudingan itu dan menilai ada janggal.

"Kalau Pak Taufik mau kirim C1 kenapa dia harus pakai aplikasi, katanya. Kan masih banyak anggotanya yang bisa diminta untuk mengirimkan barang yang sepenting itu," kata Dasco.

Kemudian, lanjut Dasco, C1 di seluruh indonesia, pada saat ini dikumpulkan di suatu tempat dan dikirim melalui prosedur yang sudah ditentukan oleh BPN Prabowo-Sandi. Saat ini, kasus itu ditangani oleh kepolisian. Namun, Dasco mengaku pihak kepolisian belum pernah berkoordinasi maupun diperiksa polisi.

"Kami belum pernah juga dikoordinasikan oleh kepolisian, dimintai keterangan, kita baru dengar berita dari media massa, dan kami belum pernah lihat sendiri. Kami menunggu saja. Karena kami tidak merasa melakukan hal itu, terlalu proaktif untuk menanggapi hal-hal yang tidak perlu," kata politikus Gerindra itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement