Senin 15 Apr 2019 22:27 WIB

Dukung Citarum Harum, Menteri LHK Resmikan Pengolahan Sampah

Bank sampah bisa mengurangi sedimentasi sungai.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Muhammad Hafil
Kondisi sampah yang menumpuk di Sungai Citarum Lama, Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (30/12/2018). Data dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat mencatat setiap harinya Sungai Citarum menerima 1.500 ton sampah baik sampah rumah tangga maupun limbah industri.
Foto: Raisan Al Farisi/Antara
Kondisi sampah yang menumpuk di Sungai Citarum Lama, Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (30/12/2018). Data dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat mencatat setiap harinya Sungai Citarum menerima 1.500 ton sampah baik sampah rumah tangga maupun limbah industri.

REPUBLIKA.CO.ID, BALEENDAH--Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya meresmikan fasilitas pengelolaan sampah di pusat daur ulang, Kecamatan Jelekong, Kabupaten Bandung, Senin (15/4). Peresmian dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap program Citarum Harum agar masyarakat tidak membuang sampah ke sungai.

Menteri LHK, Siti Nurbaya mengungkapkan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi Jawa Barat membangun fasilitas pengolahan sampah untuk mendukung program Citarum Harum. Selain itu, langkah tersebut harus dilakukan terus menerus di tingkat kabupaten dan kota yang ada di seluruh Indonesia.

Baca Juga

"Di periode Pak Jokowi diintensifkan (penanganan sampah). Macam-macam polanya, pada dasarnya target sampah dikurangi," ujarnya di Baleendah, Kabupaten Bandung, Senin (15/4) didampingi Gubernur Jabar, Wali Kota Bandung dan Bupati Bandung.

Menurutnya, penanganan sampah memerlukan biaya yang relatif besar. Sementara kemampuan anggaran di kabupaten/kota berbeda. Oleh karena, pemerintah pusat dan provinsi membuat aturan bersama dalam menyelesaikan masalah sampah.

"Jadi dalam rangka Citarum Harum, pemerintah pusat diberikan fasilitasi (pengolahan sampah). Jadi untuk menyelesaikan ini ada tekniknya, peralatan dan yang paling penting tenaga dilatih," katanya.

Dirinya mengungkapkan tenaga yang dilatih sebanyak 12 orang yang akan mengoperasikan pengelolaan sampah tersebut. "Ini baru pertama dan akan mengerjakan di kabupaten/kota di tempat lain. Bagusnya gak hanya satu," ungkapnya.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengungkapkan selain di Kabupaten Bandung, fasilitas pengelolaan sampah terdapat di Kota Bandung, Cimahi, Subang, Karawang dan Bekasi. Diharapkan dengan adanya fasilitas tersebut maka tidak ada yang membuang sampah ke sungai.

Selain itu, diharapkan mengurangi sedimentasi sungai, kekotoran dan potensi banjir. Dirinya pun berkomitmen untuk memperbanyak fasilitas pengelolaan sampah agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan.

"Ada 300 stakeholder, hampir seperempatnya komunitas. Kita gunakan mereka untuk mengedukasi (masyarakat soal sampah). Dengan dipilah (sampah), ada duitnya yaitu di bank sampah," ungkapnya.

RK sapaan Ridwan Kamil mengungkapkan pihaknya juga tengah mempersiapkan kerjasama dengan pegadaian agar mengkonversi sampah menjadi gram emas yang ditabung. Selain itu, lima titik di Jabar akan menjadi tempat pengolahan plastik menjadi bahan bakar minyak. Dengan investasi Rp 2.8 triliun bekerjasama dengan pihak dari Inggris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement