Ahad 14 Apr 2019 19:52 WIB

Sleman Ditimpa 79 Kejadian Bencana Sepanjang Maret

BPBD menyebut terjadi 79 kejadian bencana di Kabupaten Sleman sepanjang maret 2019

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Luncuran awan panas dari puncak Gunung Merapi terekam CCTV milik Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) di Sleman, DI Yogyakarta, Senin (11/2/2019).
Foto: Antara/CCTV BPPTKG
Luncuran awan panas dari puncak Gunung Merapi terekam CCTV milik Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) di Sleman, DI Yogyakarta, Senin (11/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Joko Supriyanto mengatakan setidaknya terjadi 79 kejadian bencana di Kabupaten Sleman sepanjang Maret. Bencana tersebut terbagi atas empat kategori.

Ia menuturkan, terdapat 46 kejadian bencana angin kencang, 19 kejadian bencana tanah longsor, enam kejadian bencana banjir dan delapan kejadian bencana sambaran petir.

Baca Juga

Untuk itu, Joko menekankan, pembinaan dan pelatihan kesiapsiagaan demi menghadapi bencana harus ditanamkan sejak dini. Terlebih, bencana memang tidak pernah bisa diprediksi.

Salah satunya dilakukan di lingkungan sekolah dengan membentuk Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) atau Sekolah Siaga Bencana (SSB). Hari ini, sudah ada 61 SPAB atau SSB.

Terakhir, dibentuk di SMP N 4 Pakem. Joko berpendapat, pengukuhan SPAB atau SSB telah dilaksanakan dengan penandatanganan kerja sama sister school sekolah terdampak.

Kerja sama itu dilakukan dengan menggandeng Universitas Islam Indonesia sebagai penyangga. Penandatanganan kerja sama dilakukan langsung Kepala SPM N 4 Pakem dan Rektor UII.

"Jadi, ketika ada bencana, sekolah terdampak dapat dievakuasi dan melakukan kegiatan belajar mengajar di UII," kata Joko usai Gladi Lapang SPAB/SSB di SMP N 4 Pakem, Jumat (12/4).

Sepanjang tahun ini, Kabupaten Sleman sendiri menargetkan 63 SPAB atau SSB dan 53 Desa Tangguh Bencana (Destana). Artinya, tinggal dua SPAB atau SSB untuk melengkapi target tahun ini.

Sedangkan, untuk Desa Tangguh bencana, saat ini Kabupaten Sleman baru memiliki 45 Destana. Itu berarti masih harus dikejar delapan Destana untuk merampungkan target 2019.

Pada kesempatan itu, Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun berpendapat, pengukuhan ini merupakan bentuk edukasi kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Termasuk, bagi siswa-siswa secara berkesinambungan.

"Kesadaran dan kesiapsiagaan seluruh masyarakat dalam menghadapi bencana perlu dibangun, bencana memang tidak dapat dihentikan, tapi dapat kita minimalisir dampaknya," ujar Sri.

Angka 79 kejadian bencana itu sendiri belum termasuk jumlah pohon tumbang yang juga cukup tinggi sepanjang Maret. Bahkan, belum pula menghitung kejadian bencana terkait Gunung Merapi.

Gunung Merapi sendiri masih berstatus waspada atau berada di level dua. Walau menunjukkan sedikit penurunan pada awal Arpil, aktivitas guguran terbilang tinggi pada pekan terakhir Maret.

Hal itu dapat dilihat dari aktivitas kegempaan yang dikeluarkan. Terlebih, pada pekan terakhir Maret, aktivitas kegempaan seperti lava pijar atau awan panas yang dikeluarkan cukup tinggi.

Selama periode 25-31 Maret 2019, tercatat setidaknya 11 guguran awan panas dikeluarkan Gunung Merapi. Guguran itu sebagian besar masih mengarah ke hulu Kali Gendol.

Awan panas memiliki jarak luncur paling rendah 850 meter yang terjadi pada 29 Maret 2019. Sedangkan, jarak luncur paling tinggi tercatat 1.000 meter terjadi pada 27 Maret 2019.

Sedangkan, untuk aktivitas guguran lava pijar terjadi setidaknya 30 kali. Jarak luncur paling rendah tercatat 350 meter, dan jarak luncur paling tinggi tercatat mencapai 1.000 meter.

Guguran lava pijar tertinggi terjadi pada 27 dan 30 Maret 2019. Praktis, hanya 26 Maret 2019 yang minim aktivitas berupa guguran awan panas ataupun guguran lava pijar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement