Kamis 11 Apr 2019 17:11 WIB

Amplop Serangan Fajar, Sandiaga: Jelas Menyakiti Demokrasi

Sandiaga menyebut tindakan tersebut justru bertentangan dengan demokrasi.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Andi Nur Aminah
Calon wakil presiden (cawapres) Sandiaga Salahuddin Uno
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Calon wakil presiden (cawapres) Sandiaga Salahuddin Uno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno sempat menyinggung soal adanya amplop yang dipersiapakan oleh salah satu pasangan calon anggota legislatif (caleg) untuk 'serangan fajar' Pemilu 2019. Menurutnya tindakan tersebut justru bertentangan dengan demokrasi.

"(Uang suap) dimasukkan dalam amplop untuk serangan fajar, ada cap jempol. Ini jelas menyakiti dan menciderai demokrasi," kata Sandiaga dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, kamis (11/4).

Baca Juga

Mantan wakil gubernur DKI Jakarta tersebut mengingatkan kepada masyarakat agar tetap menjaga nilai demokrasi dalam Pemilu 2019 dengan baik. Salah satunya adalah menolak secara tegas upaya pembelian suara. Sandiaga juga meminta seluruh masyarakat menjaga proses demokrasi yang hanya tinggal beberapa hari ini dengan cara yang baik dan mengikuti hati nurani.

"Mari kita jaga hati, jaga TPS jangan dinodai. TPS ini bukan kebetulan. Insya Allah sudah diciptakan TPS ini adalah, Tusuk Prabowo Sandi," ucap Sandiaga.

Dalam kesempatan itu, Sandiaga juga sempat melakukan simulasi pencoblosan Pilpres 2019 pada sebuah baliho berukuran sekitar dua meter persegi bergambar dirinya dan Prabowo Subianto. "Bismillahirrahmanirrahim... Tusuk nomor 2 Prabowo Sandi," kata Sandi dan disambut meriah pendukungnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement