REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jabar menggandeng Tim Sapu Bersih (Saber) Hoaks Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat untuk mengawasi kerawanan kecurangan khususnya pada masa tenang menjelang pencoblosan Pilpres dan Pileg 17 April 2019 mendatang. Tim yang beranggotakan para ahli IT mampu mendeteksi berita bohong dalam konten digital.
Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, pihaknya bersama Bawaslu ingin pengawasan pemilu maksimal sehingga masyarakat menikmati dengan tenang tanpa hal negatif yang mencederai nilai demokrasi.
"Kita memastikan bersama Bawaslu tidak ada hal-hal yang melenceng dari aturan, saya titipkan di hari tenang jangan sampai ada yang mencederai dengan fisik maupun digital. Bagaimana mengawasinya diantaranya kami libatkan Tim Saber Hoaks," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Senin (9/4).
Menurut Emil, pada masa tenang nanti bukan jaminan berita bohong dalam konten digital khususnya di media sosial tidak akan terjadi. Melainkan di masa itu sangat rawan terjadi kecurangan.
"Tim ini (Saber Hoaks) sudah menangani ratusan konten berita bohong dan 70 persennya adalah tentang politik. Kami ingin masa tenang menjadi renungan masyarakat untuk menentukan pilihannya tanpa dirasuki berita bohong," katanya.
Emil berharap, saat ini hingga pencoblosan dan penghitungan surat suara berjalan lancar di semua daerah di Jabar. Untuk itu pihaknya pun terus berkoordinasi dengan Bawaslu, KPU dan pihak keamanan.
"Jangan sampai ada politik uang, politisasi masjid jangan sampai terjadi, kelengahan di hari pencoblosan dan hasil kotak suara sampai kecamatan jangan sampai terganggu," katanya.
Sementara menurut Ketua Bawaslu Jabar Abdullah Dahlan, salah satu tugas Bawaslu adalah memastikan proses pemilu tidak diganggu oleh kepentingan melalui berita hoaks, ujaran kebencian dan politik transaksional. Menurutnya tim Saber hoaks akan sangat mendukung kinerjanya dalam hal pencegahan kecurangan tersebut.
"Saber Hoaks Pemprov Jabar akan sangat mendukung kerja kami dalam pencegahan tadi," katanya.
Selain itu, kata dia, untuk menjamin suasana aman dan lancar menjelang hari pencoblosan, pihaknya juga akan melakukan patroli pengawasan ke tiap daerah.
"Kita ada patroli pengawasan pada minggu tenang karena tidak boleh lagi ada kampanye lagi dan ajakan-ajakan," kata Abdullah.
Abdullah berharap, Jabar menjadi barometer kesuksesan dalam pelaksanaan pemilu 2019. Jabar sendiri merupakan daerah dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) terbanyak se-Indonesia yaitu 33,3 juta orang. Bawaslu Jabar memiliki SDM sebanyak 151.782 orang. Diantaranya, 5400 orang jajaran staf dan 146.360 personil tersebar di Bawaslu Provinsi, Kabupaten, Kota, Pamwascam, Panwas Desa/ Kelurahan dan pengawas TPS.
"Jadi seluruh TPS akan ada pengawasnya untuk memastikan pengawasan di tingkat TPS terkawal dan akan bersinergi dengan saksi dari Parpol," kata Abdullah seraya mengataka tempat pemungutan suara di seluruh Jabar berjumlah 138.000.