Senin 08 Apr 2019 15:05 WIB

Emil Berjanji Rutin Turun ke Wilayah Banjir Dayeuhkolot

Emil bersama pusat terus bekerja tuntaskan banjir Dayeuhkolot.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Indira Rezkisari
Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) yang menggelar lapak di depan toko-toko di pasar Dayeuhkolot terpaksa tidak berjualan. Akibat terendam banjir, Senin (8/4).
Foto: Republika/Fauzi Ridwan
Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) yang menggelar lapak di depan toko-toko di pasar Dayeuhkolot terpaksa tidak berjualan. Akibat terendam banjir, Senin (8/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berjanji akan rutin berkunjung ke wilayah Dayeuhkolot. Ia akan memastikan penanganan banjir di wilayah tersebut tuntas.

Menurut Ridwan Kamil, sudah dua kali dia berkunjung ke lokasi banjir. Hal itu dilakukan sebagai bentuk kepedulian pemimpin kepada warganya, sekaligus untuk menyerap aspirasi korban terkait penyelesaian banjir yang sudah berlangsung puluhan tahun di sana.

Baca Juga

"Gaya saya sejak zaman wali kota, setiap ada hal begitu saya turun. Bukan buat berita, tapi pejabat memang harus begitu. Minimal belum ada solusi, tenang, mungkin ada pejabat bisa diajak curhat," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, di Gedung Sate, Bandung, Senin (8/4).

Emil mengatakan, di lapangan ditemukan warga yang curhat dengan kekesalan. Baginya hal tersebut bukan masalah dan harus tetap dilayani dan didengarkan. "Kan mau nyalahin siapa? Adanya gubernur, mungkin jadi gubernur yang disemprot. Bagi saya tidak ada masalah, kenapa saya jadi gubernur karena saya ingin membereskan masalah itu," paparnya.

Saat ini, kata dia, pihaknya bersama pusat terus bekerja menuntaskan persoalan banjir Citarum. Ia mengerti, kalau ada ekspektasi tinggi dari warga, tetapi urusan membangun infrastruktur pengendali banjir bukanlah hal mudah.

"Apakah diapresiasi atau tidak, itu mah urusan lain. Tapi, bahwa kami bekerja, kalau selesainya di waktu yang tepat, harap maklum dimengerti karena membangun tidak semudah itu," katanya.

Namun, kata Emil, sangat keliru jika masih ada pihak yang menuding pemerintah tak serius mengatasi banjir di Bandung Selatan. "Jangan menganggap kami tidak bekerja," katanya.

Menurut Emil, ia akan melawan argumen yang mengatakan seolah dipersepsikan pemerintah tak bekerja. "Kalau itu, tidak berfakta. Oke, kalau tidak ada proyek yang dikerjakan. Kita tidak ngeles, hanya ingin mendudukkan secara proporsional," katanya.

Emil mengakui, banjir terjadi karena masih minimnya kolam retensi dan belum tuntasnya proyek Curug Jompong. Maka, pada tahun ini rencananya akan ada tujuh danau kecil yang sedang direkayasa dan terowongan Curug Jompong, selain juga mempersiapkan penanganan jangka pendek.

"Jangka pendeknya bagaimana, kita menyiapkan pompa, pengungsian. Termasuk jangka pendek, saya akan menghibahkan 15 perahu," katanya.

Saat berkunjung ke Dayeuhkolot akhir pekan kemarin, Emil berdialog dengan warga terkait bantuan pemerintah. Dialog berlangsung terbuka dan dijawab dirinya dengan tuntas.

"Ada pertanyaan dari warga, makanannya kenapa hanya ke pengungsian? Kata siapa? Berarti, saya bilang, Anda tak bertanya ke Pak RW," katanya.

Emil menjelaskan, pemerintahan itu berjenjang. Jadi, dari Provinsi lewat BPBD sudah membantu ke kabupaten, dari kabupaten ke kepala desa, terus ke RW.

"Jadi, dia yang bertanya itu yang tidak ngobrol ke RW, padahal ada bantuan untuk mereka yang tidak di pengungsian. Karena tidak komunikasi, dianggap tidak ada. Sebetulnya hanya itu saja. Saya mah orangnya ilmiah. Ada yang tanya, saya jawab," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement