REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto nampak glamour dalam beberapa kampanye. Dia identik dengan mobil mewah dengan atap sedikit terbuka.
Namun di balik itu ternyata, Prabowo mengaku tidak memiliki uang banyak. Sehingga pihaknya harus menerapkan sistem kampanye paket hemat sekali atau disingkat menjadi paheli.
"Sejak awal waktu saya memulai perjuangan kita beberapa bulan yang lalu, saya terang-terangan mengakui ke publik kami paket hemat. Bukan pahe lagi, melainkan paheli paket hemat sekali," ujar Prabowo Subianto di depan Gerakan Elaborasi Rektor Akademisi Alumni dan Aktifis Kampus Indonesia di Balai Kartini, Jakarta Pusat, Jumat (5/4) malam WIB.
Walhasil karena menggunakan sistem paheli tersebut, timnya memiliki banyak keterbatasan. Termasuk minimnya alat peraga kampanye (APK), seperti baliho ia bersama calon wakil presiden Sandiaga Uno. Akibatnya dia mendapat sindiran dari seseorang yang menanyakan perihal minimnya baliho pasangan calon nomor urut 02 tersebut, terutama di daerah-daerah.
"Pernah ada yang nanya, tapi saya tahu itu nyindir. Kok di daerah-daerah nggak ada baliho Prabowo-Sandiaga, saya jawab karena kami enggak punya uang. Untuk apa saya bohong," kata Prabowo.
Meski tidak banyak baliho yang dipasang, Prabowo sangat optimistis bisa memenangkan pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Karena baliho dirinya bersama Sandiaga Uno ada di hati rakyat Indonesia.
Dia pun semakin yakin jika rakyat akan memilihnya pada 17 April mendatang. "Saya bilang saya rasanya baliho saya kok ada di hati rakyat Indonesia," tegas Prabowo.
Tidak hanya itu, minimnya keuangan yang dialami Prabowo ternyata menuai simpatik dari masyarakat, bahkan mereka yang penghasilan rendah. Seperti tukang ojek menyumbangkan Rp 80 ribu untuk perjuangan Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019.
Namun ia hanya ingin menerima Rp 20 ribu saja dan mengembalikan yang Rp 60 ribu. Sebab tidak menutup kemungkinan itu adalah penghasilannya untuk hari itu.
"Tukang ojek kirim Rp 80 ribu, saya kirim balik Rp 60 ribu dan saya mau ambil Rp 20 ribu saja. Terus tukang cendol kirim Rp 20 ribu. Di Sidoarjo mereka lempar uang ke panggung dan dompetnya juga. Saya lebih bangga terima uang dari mereka," terang Prabowo.