Kamis 04 Apr 2019 18:57 WIB

Klinik Apung Lombok Barat Jangkau Warga di Pulau Kecil

Klinik Apung meliputi tujuh wilayah.

Rep: M Nursyamsyi/ Red: Dwi Murdaningsih
Pemkab Lombok Barat bersama Dompet Dhuafa dan Kimia Farma meresmikan operasional klinik apung di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat, NTB, Kamis (4/4).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsyi
Pemkab Lombok Barat bersama Dompet Dhuafa dan Kimia Farma meresmikan operasional klinik apung di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat, NTB, Kamis (4/4).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Barat memiliki inovasi dengan menyediakan kapal motor yang disulap sebagai klinik apung. Kehadiran klinik apung yang diresmikan di Pelabuhan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Sabtu (4/4), tidak lepas dari kerja sama dengan Dompet Dhuafa, Kimia Farma, dan Rumah Cerdas.

Kepala Dinas Kesehatan Lombok Barat Rahman Sahnan Putra mengatakan klinik apung dihadirkan guna memberikan layanan kesehatan masyarakat Lombok Barat yang tinggal di pulau-pulau kecil atau biasa disebut gili. Klinik apung akan menjangkau sedikitnya tujuh wilayah di Lombok Barat.

Baca Juga

Wilayah itu meliputi 80 kepala keluarga (KK) di Dusun Telaga Lupi, Desa Tawun; 70 KK di Kampung Teluk Gok, Desa Tawun; 450 KK di Gili Gede; 300 jiwa di Gili Asahan, Desa Labuan Poh; 75 KK di Dusun Geresak, Desa Tawun Kurang; serta 200 KK di Dusun Bangko-Bangko, Desa Labuan Poh.

"Konsep pelayanan klinik apung sangat strategis untuk wilayah selatan Lombok Barat yang dikenal banyak pukul kecil, namun belum tersedia cukup akses kesehatan," ujar Rahman saat peresmian klinik apung di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat, Kamis (4/4).

Rahman menyebut sekira 27 gili yang berada di wilayah Kecamatan Lembar hingga Sekotong. Kata dia, fasilitas puskesmas yang ada di daratan, dirasa begitu menyulitkan masyarakat gili dalam mendapatkan akses kesehatan. Oleh karenanya, kata Rahman, Pemkab Lombok Barat menhibahkan satu kapal yang disulap menjadi klinik apung untuk bisa menjangkau masyarakat gili.

"Harapannya dengan klinik apung bisa memberikan kontibusi untuk meningkatkan derajat kesehatan warga Lombok Barat di pulau kecil sekali pun," kata Rahman. 

Kepala Dinas Kesehatan NTB, Nurhandini Eka menilai keberadaan klinik apung sejalan dengan salah satu visi program NTB gemilang yang ingin meningkatkan pelayanan pada bidang kesehatan. Eka menilai, kehadiran klinik apung di Lombok Barat menjadi terobosan yang efektif dan patut dicontoh pemerintah kabupaten lain yang ada di NTB dalam mendekatkan fasilitas kesehatan kepada warga yang berada di gili.

Eka memiliki harapan, di tujuh dusun yang menjadi area kerja klinik apung juga dibentuk posyandu keluarga yang merupakan sebuah posyandu gabungan dari posyandu ibu dan anak, posyandu remaja dan dewasa, serta posyandu lansia.

"Dengan satukan posyandu tersebut kita hemat waktu sehingga warga mendapatkan layanan yang lebih komprehensif," ujar Eka. 

Selain itu, Eka juga berharap, klinik apung bisa membentuk kader-kader kesehatan di tujuh dusun dengan memberikan pembinaan. Eka menyampaikan, keberadaan kader kesehatan yang berasal dari masyarakat setempat sangat penting dalam mensinergikan program pelayanan kesehatan pemerintah.

"30 kader kesehatan NTB yang bergerak belum terlatih, kita juga bisa titipkan kader untuk pelatihan oleh Dompet Dhuafa dan Rumah Cerdas karena kader adalah ujung tombak sektor kesehatan kita," kata Eka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement