REPUBLIKA.CO.ID, BANJARAN -- Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 meringkus salah seorang terduga teroris berinisial TK (33) di Desa Pasirmulya, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Rabu (3/4) sore kemarin. Diduga yang bersangkutan merupakan jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Tim Densus kemudian menggeledah rumah terduga di Desa Sindangpanon dan mengamankan beberapa barang yang membahayakan. Terduga sendiri telah dibawa ke Mabes Polri. Ketua RW 15, Ikhsan Yuniwar (52) membenarkan peristiwa tersebut sekaligus kaget salah seorang warganya diduga terlibat dalam jaringan teror. "Tidak menyangka (TK ditangkap)," ujarnya saat ditemui di rumahnya, Kamis (4/4).
Ia menuturkan, jika TK tinggal di wilayah tersebut sejak 2012. Namun, secara resmi menjadi warga RW 15 sejak 2014. Dia mengatakan, TK berasal dari Kota Bandung.
Selama ini, dia mengenal TK sebagai sosok pedagang pakaian yang aktif di dalam kegiatan mesjid setempat periode 2012-2013. Ia mengatakan, usaha yang dijalankan oleh warganya tersebut dilakukan secara online.
Tidak hanya itu, sosok TK dikenal baik dan mudah bersosialisasi. Bahkan warganya tersebut pada 2012-2013 pernah dijadwalkan mengisi kultum di salah satu masjid yang berada di lingkungan permukiman. "Yang bersangkutan sering Shalat Subuh, Magrib dan Isya di masjid," katanya.
Namun, ia melihat jika yang bersangkutan terbilang fanatik. Bahkan, pada satu kesempatan diskusi di 2013 seusai Shalat Subuh, menurutnya, TK mennyampaikan pandangannya jika ia tidak menerima sistem pemerintahan Indonesia. "Pas beres Shalat Subuh pernah diskusi, (ia) tidak pernah menerima sistem pemerintah kita. Harus ada konsep Islam. Kalau mau konsep Islam, dalami dulu Alquran," ujarnya menyampaikan pandangan kepada TK saat dulu.
Ikhsan melanjutkan, sosok TK yang memiliki istri berinisial YF (35) pun dikenal dermawan. Saat Lebaran Idul Adha, ia pernah menyalurkan kurban satu ekor sapi. Tidak hanya itu, usaha yang dijalankannya pun terbilang berkembang dan maju.
Namun, dia menceritakan sejak menjabat sebagai ketua RT pada 2013, perilaku TK cenderung berbeda jika saat bertemu. "Kalau ketemu kayak enggak kenal saya. Pernah ketemu, biasa aja (sikapnya)," katanya.
Padahal menurut Ikhsan, beberapa waktu sebelumnya, jika diajak berbicara terbilang komunikatif. Ia pun mengaku terakhir bertemu dengan TK pada Jumat dua pekan lalu.