Selasa 26 Mar 2019 18:19 WIB

Bantu Korban Sentani, Kemensos Salurkan 100 Ton Beras

Kemensos menyediakan dana kematian hingga kebutuhan logistik senilai Rp 2,8 miliar.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Gita Amanda
Sejumlah warga melintas di antara bongkahan kayu dan batu yang terbawa arus banjir bandang di Kampung Hinekomba, Sentani, Jayapura, Papua, Sabtu (23/3/2019).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Sejumlah warga melintas di antara bongkahan kayu dan batu yang terbawa arus banjir bandang di Kampung Hinekomba, Sentani, Jayapura, Papua, Sabtu (23/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Sosial (Kemensos) kembali menyalurkan bantuan untuk korban bencana banjir Sentani, Papua, di antaranya 100 ton Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Kemensos juga telah menyediakan dana santunan kematian untuk ahli waris korban meninggal dunia hingga kebutuhan logistik pengungsi sebanyak lebih dari Rp 2,8 miliar.

"Berbagai macam kebutuhan pokok, kebutuhan dasar, makanan, selimut, pakaian, hingga pengungsian seperti tenda sudah kami salurkan (ke Sentani) dan semua daerah terdampak bencana sudah mendapat bencana. Terakhir ada Kemensos menyalurkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 100 ton," kata Menteri Sosial (Mensos) Agus Gumiwang Kartasasmita saat ditemui usai Temu Penyelenggara Undian Gratis Berhadiah (UGB) dan Pengumpulan Uang atau Barang (PUB), di Kementerian Sosial Jakarta, Selasa (26/3).

Baca Juga

Ia menambahkan, 100 ton CBP tersebut sudah didistribusikan pada Pemerintah Daerah (Pemda) Jayapura untuk membantu para korban. Tak hanya itu, ia menyebut Kemensos juga menyiapkan dana santunan kematian ahli waris sebanyak Rp 15 juta untuk setiap ahli waris.

Hingga saat ini, ia menyebut tercatat korban meninggal di Sentani sudah 112 jiwa dan Kemensos telah siapkan dana santunan ahli warisnya dan jumlahnya tidak dibatasi. Kendati demikian, pihaknya menunggu data lengkap dari pemerintah daerah (pemda) setempat untuk verifikasi dan validasi (verivali) para korban meninggal dunia. Sebab, ia menyebut pihaknya baru menerima data jumlah korban meninggal sebanyak 34 jiwa.

"Jadi semakin cepat pemda memberikan data (verivali korban meninggal) kepada kami, maka semakin cepat pula santunan kematian untuk ahli waris diserahkan ke keluarga korban," ujarnya.

Kemudian mengenai dana bantuan untuk rumah-rumah yang rusak berat akibat bencana, Agus menyebut Kemensos akan melakukan assesment dan verivali. Kemudian pihaknya mengaku akan bicarakan hal ini dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU PR).

"Karena meski Kemensos ada pos anggaran untuk pembenahan rumah-rumah yang terdampak bencana tetapi jumlahnya relatif sangat kecil, jadi nanti akan dibicarakan dengan KemenPUPR seperti apa. Tetapi rumah-rumah yang rusak akibat banjir Sentani merupakan tanggung jawab pemerintah, bisa pemerintah pusat atau pemerintah daerah," katanya.

Sebelumnya Kementerian Sosial (Kemensos) menyalurkan bantuan dan santunan senilai lebih dari Rp 2,8 miliar untuk para korban dan pengungsi banjir di Sentani, Papua.

"Berdasarkan update 19 Maret 2019 jam 23.00 WIB, total bantuan dan santunan Kemensos senilai Rp 2.883.774.200. Rinciannya bantuan logistik tahap I sebesar Rp 764.255.700, bantuan logistik tahap II Rp 664.518.500, dan santunan ahli waris sebanyak 97 jiwa yaitu Rp 1.455.000.000," kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Harry Hikmat saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (20/3).

Untuk bantuan tahap I dan II, dia melanjutkan, terdiri dari makanan siap saji, lauk pauk, makanan anak, tenda, selimut, family kit, kids ware, selimut, paket sandang, hingga kasur. Ia menambahkan, bantuan tahap I saat ini sudah sampai gudang di Papua dan bantuan tahap II masih dalam proses pengiriman.

Sementara itu, dia melanjutkan, untuk santunan kematian mendapatkan Rp 15 juta per jiwa. Ia menambahkan, Kemensos masih mendata ahli waris yang berhak mendapatkan santunan kematian.

Tak hanya santunan dan bantuan logistik untuk para korban dan pengungsi di Sentani, ia menyebut Kemensos sudah melakukan penanganan-penanganan bencana diantaranya mendirikan dua dapur umum yang ada di halaman kantor bupati dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

"Selain itu sebanyak 90 orang taruna siaga bencana (Tagana) telah diturunkan untuk membantu pembersihan, dapur umum serta mobilisasi bantuan, dan pendampingan pengungsi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement