REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri (JNK) selalu operator tol Ngawi-Kertosono tengah membangun tanggul setinggi 60 sentimeter. Pembangunan tanggul tersebut untuk mengantisipasi agar banjir tidak menggenangi jalan tol, seperti yang terjadi di ruas tol Ngawi-Wilangan saat terjadi banjir Madiun beberapa waktu lalu.
"Setelah kami kordinasikan dengan PT JNK, untuk tol kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), beliau menginfomasikan bahwa memang ada rencana pembuatan tanggul permanen," ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga (PU Bina Marga) Jawa Timur, Gatot Sulistyo Hadi, dikonfirmasi Ahad (24/3).
Kendati demikian, lanjut Gatot, pembangunan tanggul tersebut masih dalam pengkajian, termasuk pembahasan dengan konsultan terkait panjang tanggul yang akan dibangun. Dia berharap, kajian yang dilakukan bisa secepatnya membuahkan hasil sehingga pembangunan tanggul bisa segera diselesaikan.
"Saat ini masih sementara, masih proses dari yang seharusnya 400 meter masih terpasang 200 meter," kata Gatot.
Gatot menegaskan, penyebab banjir di tol Ngawi-Wilangan tersebut murni karena curah hujan yang tinggi yang menyebabkan Sungai Jeroan tidak mampu lagi menampung air. Akibatnya, air hujan meluap ke jalan tol dan sawah penduduk.
"Mulai Januari kita tidak pernah kebanjiran seperti itu. Ini karena faktor curah hujan sudah sangat tinggi diatas 150 milimeter kemarin itu," kata Gatot.
Banjir merendam ruas tol Madiun sepanjang satu kilometer beberapa waktu lalu. Banjir dengan ketinggian hampir mencapai satu meter itu terjadi di kilometer 603 hingga KM 604, Desa Glonggong, Kecamatan Balerejo.
Pihak pengelola jalan tol sedang membangun tanggul dari karung pasir sepanjang 400 meter di kilometer 603 hingga 607. Tanggul tersebut memiliki ketinggian 60 centimeter diatas permukaan tol.