Ahad 17 Mar 2019 20:40 WIB

BPN Buat Penangkal Kartu Sakti, Erick: Alhamdulillah Bagus

Erick menganggap BPN pernah menjiplak visi misi TKN.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Budi Raharjo
Ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Erick Thohir usai acara konsolidasi H-30 Pemilu Presiden 2019 di Hotel Borobudur, Jakarta, Ahad (17/3).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Erick Thohir usai acara konsolidasi H-30 Pemilu Presiden 2019 di Hotel Borobudur, Jakarta, Ahad (17/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin, Erick Thohir, merasa bersyukur tim kampanye lawannya memiliki program yang tidak menjiplak TKN. Ia kembali membahas soal visi-misi Jokowi-Ma'ruf yang menurutnya dijiplak Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Alhamdulilah bagus dong (BPN ingin tangkal kartu sakti). Jangan juga dalam kampanye saling menjiplak ya kan. Kemarin kita keluarkan kartu prakerja, tiba-tiba keluarkan rumah siap kerja. Ya bagus, paling tidak ada inovasi," ungkap Erick di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Ahad (17/3).

Erick kemudian kembali ke persoalan penjiplakan visi-misi TKN oleh BPN. Ia menganggap, dulu visi-misi TKN dijiplak oleh BPN. Ia melihat apa yang dilakukan oleh BPN saat ini sudah menuju ke arah yang benar karena tidak menjiplak TKN. "Alhamdulillah ini mulai ke arah yang benar, tidak menjiplak apa yang dilaksanakan oleh paslon 01," jelasnya.

Terkait pelaksanaan revolusi mental, Erick menyangkal jika pihaknya disebut tidak melakukan revolusi mental. Menurutnya, pembangunan sekolah merupakan bagian dari pelaksanaan revolusi mental sebagaimana yang digaungkan oleh Jokowi. Mental seseorang, kata dia, dapat berubah dengan bersekolah.

"Pendidikan sebagai fundamental yang penting. Kalau menurut saya, kita sudah melakukan. Jangan dilihat revolusi mental hanya mental, tapi yang namanya sekolah itu, perbaikan bagaimana cara berpikir, akhlak yang baik. Itu hal-hal yang sekarang diterapkan," terangnya.

Sebelumnya, BPN Prabowo-Sandi menyebutkan akan menawarkan solusi untuk menyelesaikan keterlambatan pembangunan sumber daya manusia (SDM) selama pemerintahan Jokowi. Orientasi pembangunan yang lebih kepada infrastruktur dianggap kurang tepat.

"Kita menawarkan solusi utk menyelesaikan keterlambatan pembangunan SDM selama 4,5 tahun ini. Seperti kita ketahui dan diakui juga oleh pemerintah, bahwasanya revolusi mental kemudian berbelok menjadi pembangunan infrastruktur," ungkap Koordinator Juru Bicara BPN Prabowo Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak, di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Ahad (17/3).

Dahnil menyebutkan, BPN ingin mengembalikan rel pembangunan Indonesia ke pembangunan SDM. Menurutnya, jika pembangunan SDM tidak diprioritaskan, maka langkah tersebut adalah langkah yang keliru dan tidak tepat.

"Pepatah bilang million step begin with one step. One stepnya itu sebenernya harusnya adalah orientasi pembangunan itu pada manusia. Bukan infrastruktur," jelasnya.

Ronggo Astungkoro

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement