Kamis 14 Mar 2019 17:52 WIB

Polisi Belum Temukan Tiga Anak Terduga Teroris Abu Hamzah

Abu Hamzah masih dalam interogasi penuh oleh Densus 88.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Teguh Firmansyah
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menunjukkan lokasi dari kasus meledaknya bom di Sibolga, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (13/3/2019).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menunjukkan lokasi dari kasus meledaknya bom di Sibolga, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (13/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian belum menemukan tiga anak lainnya dari terduga teroris Husain alias Abu Hamzah. Juru Bicara Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, keluarga terpapar radikalisme di Sibolga, Sumatera Utara (Sumut) tersebut, beranggotakan enam orang.

Selain istri yang berinisial S, dan anaknya yang berusia baru dua tahun, dipastikan meninggal dunia dengan melakukan bom bunuh diri, pada Rabu (13/3) dini hari.

Baca Juga

Dedi mengatakan, saat ini Abu Hamzah dalam interogasi penuh oleh Densus 88 setelah ditangkap hidup pada Selasa (12/3). Sementara tiga anaknya yang lain, dinyatakan dalam pencarian, namun tak berstatus buronan.

“Saudara AH, punya empat orang anak. Di TKP (tempat kejadian perkara) tim menemukan potongan tubuh seorang perempuan berusia 30-an tahun, dan anak kecil usia dua atau tiga tahun,” terang Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (14/3).

Sedangkan anak lainnya, Dedi menerangkan masih ada tiga. Mereka yaitu, dengan inisial H yang berusia sekitar 18 tahun, dan A berumur kira-kira 16 tahun, serta anak yang ketiga, berinisial S ditaksir 11 tahun.

“Potongan tubuh anak kecil yang ditemukan di TKP, itu juga berinisial H. Sementara tiga (anak) yang lainnya saat ini ada tim yang sedang dalam pencarian,” ujar Dedi.

Penangkapan terduga teroris Abu Hamzah pada Selasa (12/3) di Sibolga, Sumatera Utara (Sumut) berujung tragis. Setelah ditangkap hidup, pada sore hari, tim Anti-teror Mabes Polri Densus 88, berusaha untuk menangkap serta istrinya Solimah di dalam rumah.

Kepolisian terus melakukan pengepungan di areal rumah terduga teroris tersebut sambil tetap melakukan bujukan agar S, menyerah. Usaha dan bujukan tersebut, pun melibatkan Abu Hamzah sebagai suami.

Namun hampir 12 jam pengepungan dan negosiasi, pada Rabu (13/3) dini hari, sekitar pukul 01:20, terjadi ledekan beruntun dalam rumah Abu Hamzah. Setelah diidentifikasi, ledakan beruntun tersebut, merupakan aksi bom bunuh diri S, yang ikut menewaskan anaknya.

Proses identifikasi, pun ditemukan sejumlah benda ledak aktif yang diidentifikasi sebagai bom ranjau di lokasi kejadian. Adapun Abu Hamzah, masih dalam kondisi hidup. Densus 88 juga berhasil menangkap rekan Abu Hamzah, Ameng dan Ogel yang diduga sebagai pendana, dan pemasok bahan peledak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement