Kamis 14 Mar 2019 18:41 WIB

Terduga Teroris di Sibolga Berencana Serang Kepolisian

Pola penyerangan tersebut dilakukan dengan cara melakukan bom bunuh diri.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Ratna Puspita
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menunjukkan lokasi dari kasus meledaknya bom di Sibolga, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (13/3/2019).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menunjukkan lokasi dari kasus meledaknya bom di Sibolga, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (13/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian membeberkan rencana lanjutan aksi terorisme yang bakal dilakukan oleh kelompok Husain alias Abu Hamzah. Juru Bicara Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengungkapkan, kelompok ekstrem itu berencana akan melakukan serangan bom bunuh diri yang menargetkan markas atau personel kepolisian.

“Kelompok ini menargetkan anggota Kepolisian. Mereka melakukan aksinya secara personal kepada anggota kepolisian, atau menyerang markas kepolisian,” kata Dedi, Kamis (14/3).

Dia mengatakan, pola penyerangan tersebut dilakukan dengan cara melakukan bom bunuh diri. “Polanya meraka satu orang, tetapi dengan dampak yang mematikan,” sambung Dedi.

Dedi menerangkan, kelompok Abu Hamzah tersebut, sebetulnya jaringan dari organisasi ekstrim Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Namun para selnya, melakukan aksi-aksi dengan cara mandiri.

Intelijen internasional mengistilahkan aksi para terduga terorisme tersebut, dengan Lonewolf, atau pelaku terorisme yang dilakukan sendiri. Meskipun, kata Dedi, kelompok tersebut punya jaringan atau sel yang luas dan menyebar.

Abu Hamzah ditangkap hidup di Sibolga, Sumatera Utara (Sumut) pada Selasa (12/3). Penangkapan tersebut disertai dengan aksi Densus 88 mencokok Ameng dan Ogel yang diduga sebagai pendana dan penyedia bahan peledak kepada Abu Hamzah.

Kelompok Sibolga ini, Dedi mengatakan, terdeteksi melakukan komunikasi dengan seorang terduga teroris di Lampung berinisial Ro yang ditangkap di Bandar Lampung pada Sabtu (9/3). Mereka yang ditangkap tersebut, kata Dedi sama-sama dalam sel atau jaringan JAD.

Akan tetapi, dalam melakukan aksi terorisme, kelompok tersebut melakukannya sendiri-sendiri. Kepolisian meyakini, JAD terafiliasi dengan jaringan terorisme internasional yang kini dikomandoi kelompok Daulah Islamiah atau ISIS.

Penangkapan Ro, membeberkan tentang rencana menyerang Kepolisian, di Jakarta, dan Lampung. Sementara kelompok Abu Hamzah, diduga akan menyasar Kepolisian, di wilayah Sumatera Utara (Sumut). 

Dedi mengatakan, aksi menyasar Kepolisian dengan cara meledakkan bom bunuh diri tersebut dengan ditemukannya sejumlah rompi berisikan 10 potongan pipa yang diisi bahan peledak. Rompi tersebut, biasanya digunakan kelompok ekstrem untuk meledakkan diri sendiri di areal target atau sasaran.

Selain menemukan rompi bom bunuh diri, Dedi mengatakan, Densus 88 juga menemukan sedikitnya 300 kilo gram bahan peledak, serta sejumlah bom ranjau dalam penangkapan  kelompok Sibolga. Terkait penangkapan terduga terorisme di Sibolga, dua korban dipastikan meninggal dunia. Keduanya, adalah berinisial S, perempuan 30-an tahun yang diidentifikasi merupakan istri Abu Hamzah.

Ia meledakkan diri setelah menolak menyerah. Aksi bunuh diri S, juga mengikutkan anak bungsunya berinisial H yang baru berusia sekitar dua tahun. Keduanya, ditemukan dalam kondisi tubuh yang tak utuh, Rabu (13/3).  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement