REPUBLIKA.CO.ID, Ledakan bom di sebuah rumah di Jalan KH Ahmad Dahlan, Gang Sekuntum, Kelurahan Pancuran Bambu, Kecamatan Sibolga Sambas, Sibolga, pada Selasa (12/3) sore terjadi saat Densus 88 Antiteror melakukan upaya penggerebekan. Ledakan pada sekitar pukul 14.30 WIB itu mencederai beberapa orang, termasuk personel kepolisian.
Rahmad Noveri yang merupakan Kepala Lingkungan III Kelurahan Pancuran Bambu, Kecamatan Sibolga Sambas menceritakan kronologis kejadian. Diungkapkannya, pada pukul 14.00 WIB dirinya ditelepon pihak kepolisian dan meminta mendampingi penggerebekan terhadap seorang warga berinisial U.
Sebelum penggerebekan dilakukan, Rahmad diberi waktu membujuk terduga teroris berinisial U untuk menyerahkan diri, namun usaha itu tidak membuahkan hasil. Setelah negoisasi berlangsung satu jam dan tidak membuahkan hasil, pihak kepolisian dibantu paman pelaku pun mendobrak pintu rumah U.
Saat pintu berhasil didobrak terdengar ledakan kuat diduga bom yang dilemparkan oleh U. "Jadi pas pintu berhasil kita dobrak, langsung ada ledakan kuat," cerita Rahmad.
Sampai Selasa (12/3) malam antara polisi dan terduga pelaku bom masih melakukan negosiasi, di mana pihak kepolisian meminta terduga pelaku agar menyerahkan diri. Terduga pelaku pemilik bom masih bertahan dalam rumah dan di dalam rumah itu ada istri dan seorang anaknya.
Salah seorang personel polisi yang berada di lokasi menginformasikan bahwa, U telah lebih dulu ditangkap oleh Densus 88 pada Selasa sore. Sehingga, yang masih tinggal di dalam rumah adalah istri terduga teroris dan anaknya.
Sekitar pukul 21.03 WIB, tim Brimob dan juga Densus 88 mulai mencoba masuk mendekati rumah terduga teroris lengkap dengan senjata laras panjang dan rompi antipeluru.
"Kalau suaminya, sudah berhasil ditangkap tadi sore, dan langsung diamankan oleh tim Densus. Kami pun nggak tahu di mana diamankan, karena tim Densus dan Gegana yang berperan langsung. Kami saja dari petugas kepolisian yang ada di Sibolga ini hanya sebatas mengamankan masyarakat, kalau yang berperan langsung adalah tim Densus dan Gegana," ujar salah seorang personel polisi yang mengamankan lokasi.
Imbauan melalui pengeras suara masih terus disampaikan agar terduga teroris mau menyerahkan diri. "Ibu menyerah saja ibu, kasihan anak ibu, dia tidak tahu apa-apa dan masa depannya masih panjang. Kasihanlah bu sama anaknya. Kalau ada masalah sampaikan kepada kami," bujuk petugas polisi dari dalam masjid yang lokasinya tidak begitu jauh dari rumah terduga teroris.
Sekitar pukul 01.20 WIB, Rabu (13/3) dini hari, terjadi dua kali ledakan bom berturut-turut. Diduga istri terduga teroris melemparkan bom itu ke arah rumah warga dari atas rumahnya. Petugas pun langsung bergerak untuk melakukan pengecekan ke lokasi ledakan bom, sementara warga langsung diminta mundur agar jangan mendekat ke lokasi.
Kuatnya ledakan bom itu membuat beberapa orang warga sekitar terjatuh dan dimasukkan ke ambulans dan langsung dilarikan untuk mendapatkan pertolongan. Sementara itu, pihak kepolisian belum mau berkomentar terkait ledakan yang baru terjadi itu.
Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo di Medan, Rabu menyatakan, bahwa istri terduga teroris di Sibolga diyakini menggunakan 'bom lontong' saat meledakkan diri di rumahnya pada Rabu dini hari. Petugas masih terus menyelidiki secara pasti bahan-bahan yang digunakan.
"Sementara dugaan kita dia menggunakan bom rakitan bom lontong. Kita masih menunggu perkembangan lebih lanjut dari lapangan," kata
Bom lontong tersebut merupakan bom rakitan dari pipa paralon yang berisikan berbagai bahan berbahaya seperti potasium, paku, baut, dan pecahan kaca. Bom jenis yang sama sebelumnya juga ditemukan dari terduga teroris di Lampung, R alias P, yang berhasil diamankan pekan lalu.
"Jadi di Lampung kita juga menemukan jenis bom yang sama, cuma bom yang di Lampung tidak sebanyak yang kita temukan di sini. Di Sibolga cukup banyak baik yang sudah terakit maupun yang belum terakit," katanya.
Hingga Rabu siang, jenazah istri terduga teroris itu belum dievakuasi. Pihak kepolisian masih menunggu tim Forensik untuk melakukan evakuasi.
"Kami tidak bisa memberikan keterangan, langsung aja ke Mabes Polri atau Polda," ujar Kasubbag Humas Polres Sibolga, Iptu Sormin ketika dikonfirmasi di Posko Polres Sibolga.
Di lokasi kejadian, garis polisi telah dipasang di tiga lokasi, yaitu di Jalan SM Raja pertigaan Jalan Gambolo arah Gunung, di Jalan Kutilang Kelurahan Aek Habil Sibolga Selatan, dan di Jalan Cendrawasih Gang Serumpun, Kelurahan Pancuran Bambu, Sibolga Sambas. Garis polisi dipasang sekitar 200 meter dari lokasi atau dari rumah pelaku bom. Karena ada beberapa akses jalan menuju rumah pelaku.
Warga sekitar masih tetap ramai di sekitar lokasi. Polisi tetap melarang dan mensterilkan lokasi dari masyarakat termasuk juga dari wartawan. "Maaf tidak bisa masuk ke dalam, cukup di batas ini saja," ujar salah seorang polisi bersenjata laras panjang di lokasi.
Berafilisasi ISIS
Menurut penuturan warga sekitar, terduga teroris U selama ini berprofesi sebagai tukang listrik. U adalah asli warga Sibolga dan memiliki satu orang putra yang masih berusia sekitar tiga tahun.
Menurut keterangan warga sekitar, Selasa (12/3) malam, terduga teroris itu baru pulang dari Pulau Jawa sekitar enam bulan yang lalu. Setelah kepulangannya ke Sibolga, sikapnya pun jadi berubah dan pendiam dan jarang bergaul dengan masyarakat sekitar.
"Makanya kami heran dengan kejadian ini. Mungkin selama di Jawa dia telah mendapat pengajaran atau belajar merakit bom, ujar Gultom, warga sekitar yang mengaku kenal dengan terduga pelaku.
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan pelaku terduga teroris yang berhasil ditangkap Densus 88 Antiteror di Sibolga dan Lampung merupakan bagian dari jaringan yang berafiliasi dengan ISIS. Hal itu ia katakan kepada wartawan usai menghadiri kegiatan silahturahim di Pondok Pesantren Al Kautsar di Medan, Sumatra Utara, Selasa (12/3) malam. "Mereka ini adalah kelompok yang berafiliasi dengan paham-paham ISIS," katanya.
Untuk peristiwa di Sibolga, Kapolri mengungkap identitas terduga teroris adalah Husain alias Abu Hamzah berhasil diamankan Densus 88 Antiteror. Penangkapan di Sibolga merupakan hasil pengembangan dari penangkapan terduga teroris R di Lampung sebelumnya.
Kapolri menegaskan peristiwa penangkapan teroris ini tidak ada kaitannya dengan pemilu maupun pengamanan presiden yang akan berkunjung ke suatu daerah. "Saya tegaskan kembali bahwa penangkapan pelaku teroris ini tidak ada kaitannya dengan pemilu dan kunjungan presiden," katanya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan agar pemberantasan terorisme harus dilakukan secara tegas dan tanpa henti. Ia berharap, aparat keamanan segera mengungkap sel-sel terorisme yang masih ada di Indonesia.
"Saya sampaikan harus ada tindakan tegas terus-menerus tanpa henti dan kita harapkan segera semua terungkap," kata Presiden saat meninjau pameran Indonesia Internasional Furniture Expo )IFEX) 2019 di JIExpo Kemayoran, Rabu (13/3).
Jokowi pun mengapresiasi kerja keras Polri terutama Densus 88 yang telah menangkap jaringan terorisme baik yang ada di Lampung maupun di Sibolga. Ia juga berharap, berbagai upaya Polri terus dikembangkan sehingga sel-sel terorisme yang masih tersisa dan belum ditemukan segera ditangkap.
"Karena sangat berbahaya bagi negara ini, keamanan negara kita kalau masih ada teroris yang menyimpan bom seperti itu," ujarnya.
In Picture: Penggerebekan Teroris di Sibolga
Petugas kepolisian berjaga di lokasi terjadinya ledakan yang diduga bom di kawasan Jalan KH Ahmad Dahlan, Pancuran Bambu, Sibolga Sambas, Kota Siboga, Sumatera Utara, Selasa (12/3).