REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Suhendra Ratu Prawiranegara mempertanyakan standar tol Madiun yang tergenang banjir pada Kamis (7/3). Ia juga mempertanyakan terkait terpenuhi atau tidaknya seluruh aspek dalam merancang-bangun atas jalan tol tersebut.
"Ini apakah sudah semua aspek terpenuhi? Khususnya aspek teknis atas ruas tol tersebut apakah sudah sesuai dengan Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM) untuk sebuah bangunan (konstruksi) jalan tol?" ujar Suhendra dalam keterangan tertulisnya, Jumat (8/3).
Ia menjelaskan, salah satu standar dan ketentuan jalan tol yaitu tidak boleh ada genangan air berlebih (banjir). Hal itu menurutnya dari sisi keselamatan akan membahayakan bagi pengguna jalan tol.
"Karena jalan tol berbeda dengan jalan umum biasa. Ada NSPM dan SPM (Standar Pelayanan Minimal) yang harus dipenuhi," katanya.
Ia pun memaklumi jika banjir di Madiun dikarenakan faktor cuaca. Namun, menurutnya banjir yang terjadi di jalan tol tidak lantas dikaitkan dengan faktor alam. Sebab menurutnya hal itu adalah dua hal yang berbeda.
"Jadi kritik saya buat pengkritik yang mengatakan kami sesat berpikir, sebaiknya kembali jernihkan pikiran dan hati sebelum komentar. Hingga tidak terkesan ngawur dan asbun, menuduh orang lain sesat pikir," terangnya.
Terakhir, mantan Staf Khusus Menteri PU dan Menteri PUPR meminta pemerintah menjelaskan secara terbuka kepada masyarakat seluruh aspek teknis maupun non teknis mengenai peristiwa ini.
"Bukan malah menyalahkan pendapat analisis berpikir orang lain," ujar Suhendra.
Ruas Tol Kertosono-Madiun, tepatnya di kilometer 603-604 terpaksa ditutup pada Kamis (7/3), karena tergenang banjir. Kepala Kepolisian Resor Madiun, Ajun Komisaris Besar Ruruh Wicaksono menjelaskan, ruas tol yang ditutup ialah dari arah Caruban ke Madiun.
Ruruh mengatakan penutupan dilakukan lantaran titik tersebut turut terendam banjir, akibat luapan air dari sungai di Desa Gelonggong, Kecamatan Balerejo. Ia mengatakan kkeetinggian air saat ini masih sekitar 50 sentimeter sehingga belum bisa dilewati kendaraan.
"Kendaraan yang hendak ke Madiun atau Ngawi, diarahkan keluar tol di Caruban lalu masuk lagi di pintu tol Madiun," kata Ruruh dikonfirmasi Kamis (7/3).
Petugas Patroli Jalan Raya (PJR) Polda Jatim juga mulai menerapkan rekayasa satu jalur untuk dua arah (contra flow) di tol Madiun-Ngawi mulai kilometer 602 sampai kilometer 607. Lawan arah atau conta flow dilakukan karena genangan air cukup tinggi di jalur sisi Madiun-Surabaya.