REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Hujan deras di Pangalengan pada Jumat (1/3) sore menyebabkan air di anak Sungai Cisangkuy meluap dan menyebabkan banjir bandang. Ratusan rumah di tiga RW di Kampung Rancamanyar, Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung serta jalan Kertamanah terendam banjir dan lumpur.
Seorang warga Desa Margamukti, Burhan Khoerudin, mengungkapkan hujan yang terjadi Jumat kemarin terjadi lebih deras daripada biasanya. Akibatnya, debit air di anak sungai Cisangkuy melebihi kapasitas hingga akhirnya menciptakan banjir bandang.
"Curah hujan yang tinggi di wilayah pegunungan. Di kampungnya mah nggak besar, hujan biasa. Sampai alam Kertamanah dan taman uncal kebanjiran. Kalau dulu (banjir) parah nggak sampai kesana," ujarnya, Ahad (3/3).
Dirinya mengungkapkan banjir bandang merendam 250 rumah di tiga RW yaitu 10, 12, dan 13. Rata-rata ketinggian air di atas 120 sentimeter. Total kepala keluarga (KK) yang terkena dampak banjir sebanyak 270 KK.
"Setelah di-assessment, enam rumah rusak. Rata-rata rusak pintu jebol termasuk madrasah diniyah. Tidak ada korban jiwa tapi pemilik rumah sempat pingsan saat kejadian," katanya.
Pascakejadian di hari pertama, warga desa serta petugas pemadam kebakaran bersama-sama menyedot lumpur di jalan akses bantuan dan lain-lainnya. Warga juga mulai membersihkan rumah-rumah mereka.
Burhan mengatakan di hari kedua atau Sabtu (2/3) sudah banyak bantuan petugas dari pemerintah Kabupaten Bandung, relawan, TNI, dan Polri. Mereka ikut membersihkan sisa lumpur dari banjir bandang. "Alhamdulillah (pembersihan) kemajuannya lumayan," katanya.
Pria berusia 25 tahun ini mengatakan banjir bandang Jumat kemarin lebih disebabkan faktor curah hujan yang banyak dan tidak tertampung. Berdasarkan informasi yang dihimpun, di RW 13 ada 82 rumah terdampak, RW 12 ada 155 rumah terdampak, dan RW 10 tercatat 15 rumah terdampak. Enam rumah di antaranya rusak berat.