REPUBLIKA.CO.ID, PADANG- Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit mengatakan pemerintah provinsi (pemprov) akan menyiapkan bantuan untuk korban gempa bumi di Kabupaten Solok Selatan. Sebelum mengucurkan bantuan, pemprov akan meninjau terlebih dahulu besarnya dampak dari gempa bermagnitudo 5,6 tersebut.
Rencananya akhir pekan ini Gubernur Sumbar Irwan Prayitno akan melakukan tinjauan ke lokasi. "Gubernur (Irwan Prayitno) akan ke sana (Kabupaten Solok Selatan) Ahad," kata Nasrul di Kantor Gubernur Sumbar, di Padang, Jumat (1/3).
Sekarang, kata Nasrul, sudah ada tim dari pemprov yang berada di lokasi kejadian gempa. Mereka telah melapor ke pemprov mengenai situasi di Solok Selatan pascagempa.
Jika nanti pemprov berkesimpulan dampak gempa memang parah, mereka akan mengucurkan bantuan kepada korban berupa uang. Nasrul mendukung upaya dari pemerintah Kabupaten Solok Selatan (Solsel) dalam mengupayakan pemulihan.
Nasrul sudah mendengar Pemkab Solsel sudah menetapkan status Tanggap Darurat. "Iya status darurat sudah ditetapkan 14 hari," ujar Nasrul.
Informasi data terakhir yang diterima Republika, tercatat 398 unit rumah warga dan 13 fasilitas umum rusak. Dari catatan itu diketaui sebanyak 182 unit rusak ringan, 121 rusak sedang, dan 95 unit rusak berat.
Fasilitas umum yang mengalami kerusakan di Nagari Sungai Kunyit, Kecamatan Sangir Balai Janggo yaitu 1 unit Puskesmas Pembantu, Puskesmas Mercu, SDN 02 Sungai Kunyit, SD PT KSI, SMAN 11 Solok Selatan dan SMKN 2 Solok Selatan. Di Kecamatan Sangir Balai Janggo itu juga masjid Baitul Muhajirin dan musala Tauhid juga rusak.
Di Nagari Talunan Maju, dilaporkan kerusakan berupa satu unit musala Al Baraqah dan satu posyandu. Sedangkan di Nagari Sangir Jujuan, gempa merusak satu unit masjid, Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Solok Selatan, dan SMPN 28 Solok Selatan.
Korban luka-luka sebanyak 48 orang. Di Kecamatan Sangir Balai Janggo 22 korban berasal dari Nagari Sungai Kunyit dan 23 orang dari Nagari Talunan Maju. Dua korban berasal dari Nagari Pantai Cermin, Kecamatan Sangir, Batang Hari dan satu orang dari Nagari Lubuk Malako.
Pascagempa, ratusan jiwa saat ini terpaksa harus menginap di tempat pengungsian. Terdapat 200 jiwa dari 45 kepala keluarga (KK) menginap di pengungsian yang dibangun oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang bekerja sama dengan pemerintah setempat.
Sebanyak 200 pengungsi berasal dari Kecamatan Sangir Balai Janggo yang menjadi titik terparah gempa. Selain itu ada 16 KK dengan 88 jiwa dari Nagari Sungai Kunyit, 17 KK dengan 74 jiwa dari Nagari Sikunyit Barat, 7 KK dengan 30 jiwa dari Nagari Talunan, dan dua KK dengan 8 jiwa dari Nagari Talao. Posko utama saat ini berdiri di kantor Camat Sangir Balai Janggo. Posko-posko lainnya disebar di beberapa titik.