Kamis 21 Feb 2019 14:14 WIB

BPN Apresiasi Pernyataan JK Soal Lahan Prabowo

BPN menegaskan KPU sudah melarang serangan pribadi kandidat.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Indira Rezkisari
Ferry Juliantono
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Ferry Juliantono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Ferry Juliantono mengapresiasi pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang tidak mempermasalahkan status kepemilikan lahan Prabowo Subianto di Kalimantan Timur dan Aceh. JK telah mengatakan bahwa lahan Prabowo tersebut diperoleh dengan cara yang legal.

"Kami mengapresiasi pernyataan wakil presiden Jusuf Kalla dan kepala staf kepresidenan Moeldoko yang menyebut kepemilikan lahan Pak Prabowo tidak bermasalah. Itu bukti serangan Jokowi ke Pak Prabowo salah," kata Ferry dalam keterangannya, Kamis (21/2).

Baca Juga

Ferry heran capres pejawat kerap melontarkan data yang salah. Pasalnya JK telah mengatakan bahwa lahan Prabowo tersebut diperoleh dengan cara yang legal dengan niat membantu negara.

"Dari fakta itu kita menyadari bahwa memang ada niat tidak baik dari Jokowi dengan mengungkap data tanah Prabowo. Ada maksud mendeskreditkan, tapi dengan data yang salah," ungkap Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini.

Ferry menilai mantan gubernur DKI Jakarta tersebut terlalu sibuk menyerang pribadi Prabowo. Politikus Gerindra itu berharap Jokowi minta maaf secara terbuka kepada Prabowo di depan publik.

"Jokowi tidak boleh berlindung di balik alasan bahwa itu forum debat. Sebab KPU sudah jelas melarang melakukan serangan pribadi," ucap Ferry.

Sebelumnya JK menilai wajar penguasaan lahan oleh perusahaan milik Prabowo Subianto yang mencapai ratusan ribu hektare. Menurut JK, hal itu tidak salah asalkan sesuai dengan peraturan perundangan untuk memastikan kelangsungan usaha.

"Tidak ada yang salah sebenarnya, bahwa Pak Prabowo menguasai (lahan) tapi sesuai UU, sesuai aturan, apa yang salah?" ujar JK saat diwawancara wartawan di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (19/2).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement