Kamis 14 Feb 2019 00:58 WIB

Kemendikbud Berencana Gelar Pekan Kebudayaan Nasional

Pekan Kebudayaan Nasional wujud implementasi Kongres Kebudayaan Indonesia.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Gita Amanda
Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid memberikan paparannya saat wawancara.
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid memberikan paparannya saat wawancara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana menggelar Pekan Kebudayaan Nasional. Kegiatan ini merupakan serangkaian aktivitas berjenjang dari desa hingga pusat yang terdiri atas kompetisi daerah, kompetisi nasional, konferensi pemajuan kebudayaan, ekshibisi, dan pergelaran karya budaya yang bertujuan membuka ruang interaksi budaya dalam rangka pelestarian budaya Indonesia.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid menyampaikan, kegiatan ini menjadi wujud implementasi dari salah satu agenda strategi pemajuan kebudayaan dalam Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) tahun 2019. Yaitu menyediakan ruang bagi keragaman ekspresi budaya dan mendorong interaksi budaya untuk memperkuat kebudayaan yang inklusif.

“Semua orang di dalam kongres waktu itu yang teringat adalah Asian Games, karena terasa gregetnya. Segera setelah itu kita lihat di mana-mana orang demam olahraga, main bulu tangkis. Gairah itu yang kita tangkap. Kemudian muncul ide untuk menggelar Pekan Kebudayaan Nasional, belajar dari pengalaman Asian Games,” kata Hilmar usai kegiatan Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2019 di Pusdiklat Pegawai Kemendikbud Depok, Rabu (13/2).

Gelaran akbar kebudayaan tingkat nasional ini direncanakan akan diselenggarakan pada Oktober 2019. Hilmar menuturkan, Pekan Kebudayaan Nasional bukan kegiatan Ditjen Kebudayaan Kemendikbud semata, melainkan kegiatan atas nama bangsa Indonesia.

“Ini kegiatan Indonesia, sama seperti Asian Games, sebuah perhelatan besar. Kita ingin ada panitia sendiri yang mengelola, misalnya merekrut relawan (volunteer),” kata dia.

Dengan begitu, diharapkan Pekan Kebudayaan Nasional dapat memberikan dampak besar dan dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Setidaknya ada lima kegiatan utama dalam Pekan Kebudayaan Nasional, yaitu kompetisi daerah, kompetisi nasional, konferensi pemajuan kebudayaan, ekshibisi kebudayaan, dan pergelaran karya budaya bangsa.

Kompetisi daerah merupakan kompetisi seni khas dari tiap provinsi di Indonesia. Kompetisi nasional merupakan ajang kompetisi permainan tradisional yang dilaksanakan secara berjenjang, dari desa hingga ibukota. Terkait kompetisi permainan tradisional ini, Hilmar menjelaskan alasannya.

"Kita kan satu masyarakat yang memang senang bermain, karena karakter manusia homo ludens, jadi karakter yang melekat pada kita. Jadi elemen permainan itu kita coba tonjolkan. Kita anggap ini kombinasi yang bagus,” ujar Hilmar.

Ia menambahkan, untuk Pekan Kebudayaan Nasional akan dicari permainan rakyat yang sederhana dan tidak memerlukan peralatan, fasilitas, atau logistik yang rumit. Pada akhirnya, kegiatan bermain permainan tradisional akan mengasah dan mengembangkan permainan rakyat tersebut menjadi menarik dan menjadi perhatian publik. Apalagi, dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, permainan tradisional termasuk dalam objek pemajuan kebudayaan.

Kemudian kegiatan Konferensi Pemajuan Kebudayaan akan menjadi ruang pencerahan publik yang bertujuan mempersiapkan perencanaan pembangunan berbasis kebudayaan. Kegiatan ekshibisi kebudayaan akan menggelar pameran artefak-artefak kebudayaan, purwarupa teknologi pemajuan kebudayaan hasil inovasi dari Kemah Budaya Kaum Muda, dan karya-karya unggulan kementerian/lembaga serta pemerintah daerah.

Terakhir, Pergelaran Karya Budaya Bangsa merupakan parade gelombang nusantara yang menggalang partisipasi pelaku budaya se-Indonesia. Beberapa pergelaran seni yang akan ditampilkan antara lain defile tarian tradisional, koreografi bela diri, dan rampak perkusi nusantara

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement