Selasa 12 Feb 2019 07:24 WIB

TKN Dengarkan Kekhawatiran WNI di AS Terkait Pemilu 2019

WNI di Philadelphia mengungkapkan kekhawatiran dalam menyalurjan suara di pemilu 2019

Rep: Imas Damayanti/ Red: Bayu Hermawan
Warga memasukan surat suara ke kotak suara. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Warga memasukan surat suara ke kotak suara. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PHILADELPHIA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf menyambangi warga negara Indonesia (WNI) yang mempunyai hak pilih di Amerika Serikat. Dalam pertemuan dengan TKN, para WNI yang berada di luar negeri mengungkapkan kekhawatiran untuk menyalurkan suaranya pada Pemilu 2019 ini.

"Tolong yakinkan kami yang minoritas (etnis Cina WNI) ini terkait kepastian keamanan bila memilih Pak Jokowi," kata salah satu warga Indonesia yang tinggal di Philadelphia, Aldo Siahaan, kemarin.

Menanggapi hal tersebut, mantan menteri perdagangan Indonesia Muhammad Lutfi menjabarkan sejarah penindakan keamanan di Indonesia pada masa lalu. Di mana, penindasan itu menyebabkan banyak etnis peranakan Cina lari dari Indonesia pada 1998.

Maka, kata dia, menjadi wajar jika masih terdapat bekas trauma dari sebagian masyarakat etnis tersebut yang membuat mereka meminta jaminan keamanan. Sementara, salah satu misi kampanye Nawacita Jokowi-Ma’ruf adalah memberi perlindungan bagi segenap bangsa dan seluruh warganya.

Wakil Direktur Penggalangan Perempuan TKN Lathifa Al Anshori menambahkan, strategi firehouse of the falsehood yang dilakukan lawan politik pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf  mengganggu segmen minoritas secara tidak sadar. "Pemilu kali ini sejatinya seperti perang psikologi," kata Lathifa.

Berdasarkan survei yang dirilis Denny JA, presentase pemilih Jokowi-Ma’ruf terdiri dari segmen minoritas dengan capaian 86,5 persen. Menurut Lathifa, karena jumlah tersebut lawan politik Jokowi terkesan sengaja mengancam para kaum minoritas untuk datang ke tempat pemilihan suara (TPS).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement