REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Palang Merah Indonesia (PMI) akan mengembangkan model baru dalam proses distribusi logistik melalui pendekatan dan penempatan logistik secara desentralisasi zonasi. Langkah ini untuk mempermudah dan mempercepat penyaluran dalam distribusi logistik bantuan pada saat kejadian bencana
Pengembangan model ini direncanakan Palang Merah Indonesia (PMI) pusat melalui dukungan dari Palang Merah Amerika dan USAID. ‘’ Hal ini merupakan hasil dari kegiatan simulasi logistik dan posko yang sudah diselenggarakan PMI di 6 wilayah regional,’’ ujar Kepala Markas PMI Pusat Sunarbowo Sandi, dalam keterangan persnya Jumat (1/2).
Ke enam regional yang menggelar simulasi logistik dan posko adalah Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTT, dan Maluku Utara. Menurut Sunarbowo hal ini sejalan dengan program PMI Pusat khususnya bidang sarana prasarana dengan adanya pendekatan disentralisasi logistik dan pengembangan sistem zonasi.
Kepala Biro Sarana dan Prasarana PMI Pusat Tia Kurniawan menambahkan, saat ini PMI Pusat mempunyai 6 gudang regional di seluruh indonesia. Di mana salah satu permasalahan saat ini dalam operasi distribusi logistik tidak efisien dan tingginya biaya mobilisasi logistik dikarenakan jarak lokasi berjauhan sehingga berdampak pada respon bantuan logistik.
‘’Dengan pendekatan disentralisasi dan pengembangan sistem zonasi logistik di tiap wilayah ini dinilai lebih efektif dan efisien,’’imbuh Tia.
Targetnya dapat mempercepat untuk pemberian bantuan masyarakat yang terkena bencana. Ia menambahkan melalui sistem zonasi ini kedepannya akan dilakukan pemilihan lokasi beberapa kabupaten/kota yang siap dan mempunyai kapasitas dan komitmen. Khususnya beberapa kriteria diantaranya, akses transportasi, kapasitas SDM masing masing lokasi terpilih. Wilayah yang dipilih diantaranya Jawa Barat. Sebabnya daerah ini dinilai sangat rawan bencana, serta rekomendasi para observer.
Oleh karenanya ungkap Tia, dilakukan kegiatan penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) zonasi logistik yang diselenggarakan di Bandung pada 30 Januari hingga 2 Februar 2019. Ke depannya dari hasil penyusunan SOP zonasi logistik ini akan terbentuk 5 zona untuk penyimpanan logistik bantuan bencana di Jawa Barat.