REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Palang Merah Indonesia (PMI) resmi menutup Proyek Kesiapsiagaan Epidemi dan Pandemi Berbasis Masyarakat atau Community Epidemic and Pandemic Preparedness Program (CP3), Kamis (15/5/2025). Program CP3 didukung oleh USAID.
Acara penutupan ini menjadi ajang refleksi sekaligus apresiasi atas kolaborasi berbagai pihak dalam menghadapi ancaman epidemi dan pandemi. Ketua Bidang Kesehatan dan Sosial PMI Pusat, Fachmi Idris menjelaskan pentingnya keberlanjutan proyek CP3 untuk ketahanan masyarakat menghadapi ancaman epidemi dan pandemi di masyarakat.
“Kegiatan ini dilakukan untuk mendokumentasikan seluruh proses dan hasil program sebagai bahan pembelajaran strategis, sekaligus membangun diskusi lintas sektor untuk memperkuat keberlanjutan upaya kesiapsiagaan ke depan,” ujarnya.
Sejak tahun 2018, PMI bersama Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC), dengan dukungan dari USAID, telah CP3. Program ini dilakukan di enam provinsi yaitu Banten, Jawa Barat, Bali, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Barat). Program CP3 bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan lembaga lokal dalam mencegah dan merespons potensi wabah penyakit menular.
Surveilans Berbasis Masyarakat
Dalam enam tahun, Program CP3 telah menghasilkan berbagai capaian. Salah satunya pengembangan model Surveilans Berbasis Masyarakat (SBM) yang kini telah diadopsi secara nasional melalui Peraturan Menko PMK No. 7 Tahun 2022. SBM adalah pendekatan partisipatif di mana anggota masyarakat secara aktif terlibat dalam mendeteksi, melaporkan, dan merespons kejadian kesehatan, khususnya penyakit menular di lingkungan mereka.
Perwakilan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Anastutik Wiryaningsih, menyampaikan dukungannya terhadap penerapan SBM di desa-desa. “SBM menjadi rekomendasi dalam cakupan kualitas surveilans melalui pemberdayaan masyarakat desa. Ini harus menjadi prioritas dan didorong masuk ke dalam Musdes dan Musrembangdes. Dana desa perlu dimanfaatkan untuk mendukung hal ini,” kata dia.
Dengan berakhirnya program CP3, PMI berharap pendekatan berbasis masyarakat dalam kesiapsiagaan epidemi dan pandemi dapat terus dilanjutkan dan menjadi bagian integral dari sistem kesehatan nasional yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan.
Hadir dalam kegiatan ini Program Coordinator Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) Vijay Kumar Ummidi, serta perwakilan dari Kementerian Kesehatan, Kemenko PMK, BNPB, para mitra pembangunan, dan perwakilan PMI Daerah dari wilayah yang terlibat dalam proyek CP3, seperti PMI Banten, Jawa Barat, Bali, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Barat.