Senin 28 Jan 2019 17:15 WIB

Jatuh Korban Lagi di Nduga, Istana Sebut Perlu Ada Evaluasi

Seorang anggota TNI tewas dalam baku tembak dengan KSB.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Muhammad Hafil
Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko di Ballrom Hotel Kempinski, Jakarta, Sabtu (19/1).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko di Ballrom Hotel Kempinski, Jakarta, Sabtu (19/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Presiden, Moeldoko, menyebut perlu ada evaluasi menyeluruh terkait penanganan aksi penyerangan di Kabupaten Nduga, Papua. Apalagi hari ini, Senin (28/1), kembali jatuh korban jiwa saat pesawat yang mengangkut Bupati Nduga, Yarius Gwijangge, diserang oleh kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB). Kelompok tersebut menembaki pesawat ketika hendak mendarat di Bandara Mapenduma, Papua.

"Pak Wiranto (Menteri Keamanan, Politik, Hukum, dan Keamanan) sudah mengatakan bahwa perlu ada evaluasi. Ini kalau persoalan ini didiamkan itu mesti ada upaya baru model-model baru yang dikembangkan," jelas Moeldoko di Kompleks Istana Negara, Senin (28/1).

Salah satu bentuk evaluasi yang perlu dilakukan, menurut Moeldoko, adalah ketegasan pemerintah dalam penyebut kelompok pelaku penyerangan. Moeldoko ingin aparat TNI memiliki lebih banyak porsi dalam upaya penanganan aksi serangan di Nduga.

Menurut pandangannya, penggunaan istilah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tidak akan memberikan ruang gerak bagi tentara untuk ikut terlibat. Hal ini berbeda dengan penyebutan Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) yang tentunya melibatkan tentara dalam penanganan.

"Jangan bicara KKB. Bicara separatis ya separatis. Beda penanganannya. KKB masih kepolisian. Kalau julukannya berbeda perlu tentara terlibat di dalamnya," jelas Moeldoko.

Diberitakan sebelumnya, dalam serangan yang terjadi hari ini pasukan TNI yang sedang melaksanakan pengamanan di sekitar lokasi segera membalas tembakan tersebut. Sehingga, kontak tembak sempat terjadi antara pasukan TNI dengan KKSB. Kelompok KKSB itu pun berhasil dipukul mundur dan melarikan diri ke arah hutan di balik ketinggian.

Meski pesawat berhasil mendarat dengan aman, namun salah seorang anggota, Praka Nasrudin, ditemukan mengalami luka tembak di bagian perut sebelah kanan. Korban langsung dievakuasi ke Timika, Papua dengan pesawat Enggang Air Service dari Bandara Mapenduma menuju Bandara Timika. Sayangnya, saat dilaksanakan pertolongan medis di RSUD Timika, nyawa Nasrudin tidak dapat diselamatkan. Jenazah korban gugur tersebut disemayamkan di RSUD Timika dan rencananya besok akan dievakuasi ke Jayapura, Papua. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement