Sabtu 26 Jan 2019 02:27 WIB

Pengamat Nilai Serangan Terorisme di Era Jokowi Menurun

Terorisme di masa sebelum Jokowi selalu gunakan bahan peledak daya besar.

Rep: Muhyiddin/ Red: Indira Rezkisari
Petugas keamanan berjaga di depan gereja saat misa di Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (20/5). Pengamanan tersebut guna mengantisipasi dan memberikan rasa aman kepada jemaat yang melaksanakan kebaktian dan misa sepekan pascaledakan bom di tiga gereja di Surabaya.
Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Petugas keamanan berjaga di depan gereja saat misa di Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (20/5). Pengamanan tersebut guna mengantisipasi dan memberikan rasa aman kepada jemaat yang melaksanakan kebaktian dan misa sepekan pascaledakan bom di tiga gereja di Surabaya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat intelijen Universitas Indonesia (UI), Nuruddin Lazuardi, menilai calon wakil presiden pejawat nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) tidak memiliki janji spesifik dalam bidang terorisme pada Pilpres 2019. Namun, Nuruddin menilai serangan terorisme di era Jokowi menjadi presiden menurun.

“Sarangan teror empat tahun ini meningkat atau tidak? Simpel saja. Apakah ada serangan teroris? Kalaupun ada, dampaknya seberapa besar? Korbannya seberapa banyak? Seberapa tinggi menimbulkan kecemasan? Coba bandingkan dengan lima atau sepuluh tahun sebelumnya. Saya tidak bisa mengatakan ukurannya, tapi kita bisa merasakan,” ujar Nuruddin dalam diskusi di Tjikini Lima Resto, Jakarta, Jumat (25/1).

Nuruddin mengatakan, terorisme di masa sebelum Jokowi menjabat selalu menggunakan bahan-bahan yang memiliki daya ledak besar. Bahkan, kata dia, bahan-bahan itu dulunya sangat mudah masuk dan beredar di kalangan masyarakat.

“Bandingkan dengan bom yang ada sekarang ini, yang kemarin-kemarin meledak. Bahan-bahan apa? Intelijen tidak melihat bagaimana bom itu dibuat, meledak seperti apa dan di mana. Tetapi intelijen melihat bahwa suplai peredaran bahan untuk membuat bom itu seolah mati, hilang,” jelasnya.

Dinamika politik semakin menguat menjelang Pemilihan Presiden 2019. Jokowi selaku calon pejawat mengandalkan prestasi dan janji politiknya sebagai salah satu cara untuk memenangkan Pilpres 2019. Sa

Pengamat politik Reno Ranggi Koconegoro mengatakan, memang banyak kemajuan yang telah dicapai oleh Indonesia selama empat tahun Jokowi menjabat sebagai presiden. Hal itu, kata dia, bisa dilihat dari berbagai data yang menunjukkan tren positif.

“Data-data menunjukkan di zaman Pak Jokowi ini ada semacam terobosan dan transformasi struktural yang dilakukan yang membedakan Pak Jokowi dengan pemimpin-pemimpin sebelumnya,” kata Reno dalam forum diskusi yang sama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement