REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemerintah Kota Sukabumi mengajak generasi muda agar bangga dengan seni dan kebudayaan daerah. Salah satunya dengan memahami dan mempromosikan budaya sunda.
"Jangan sampai orang Sunda tidak hapal kesundanaannya," ujar Wakil Wali Kota Sukabumi Andri Setiawan Hamami dalam grand final ajang pasanggiiri wanoja jajaka budaya 2018 di Hotel Maxone Kota Sukabumi, Jumat (28/12) malam.
Dia mengatakan, generasi muda harus mengenal budaya Sunda sejak dini. Menurut Andri, generasi muda khususnya di Sukabumi harus bangga dengan budaya Sunda. Terlebih orang Sunda dikenal oleh warga lainnya dengan karakter yang someah atau ramah.
Oleh karena itu ungkap Andri ajang wanoja jajaka 2018 ini menjadi momen bagi generasi muda untuk memajukan budaya Sunda. Sehingga budaya Sunda dapat terus lestari dari masa ke masa.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Sukabumi Adang Taufik mengatakan, untuk mendorong kecintaan terhadap budaya dilakukan dengan beragam cara. Di antaranya dengan ajang pasanggiri wanoja jajaka 2018. "Para wanoja jajaka tidak hanya ditantang untuk unjuk bakat, tapi juga bisa mempromosikan kebudayaan Sunda," kata Adang.
Dalam ajang itu calon wanoja dan jajaka menampilkan kemampuan tari jaipongan, berpuisi, mendongeng, membacakan pupuh sampai menunjukkan gerakan pencak silat. Menurut Adang, para calon wanoja dan jajaka ini diberikan materi tentang pariwisata, budaya, maupun etika serta bahasa Sunda. Targetnya mereka dapat memprektekannya dalam kehidupan sehari-hari.
Adang mengungkapkan, tujuan pelaksanaan wanoja jajaka ini dalam rangka mencari duta budaya asal Kota Sukabumi. Dalam ajang ini nantinya akan muncul duta budaya Sunda yang terbaik dan dapat mempromosikan budaya dari Sukabumi.
Lebih lanjut Adang menuturkan, salah satu sesi yang penting dalam ajang ini yakni unjuk kabisa atau kemampuan. Unjuk kabisa merupakan pertunjukan bakat yang dimiliki masing-masing finalis. Selain itu ada penilaian lainnya yang akan menentukan dalam pemilihan wanoja jajaka 2018.