REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG SELATAN -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Laksamana Muda (Purn) Willem Rampangilei geram dengan banyak isu atau kabar bohong (hoaks) terkait tsunami. Hoaks ini beredar baik melalui pesan berantai maupun media sosial.
"Isu hoaks ini sangat-sangat merugikan, mengganggu dan meresahkan karena dalam situasi panik serta masih banyak masyarakat yang trauma tentu hoaks ini akan mudah mempengaruhi warga khususnya korban bencana," katanya, saat dihubungi dari Lampung Selatan, Kamis (27/12) malam.
Menurutnya, hoaks ini mudah untuk dipercaya sehingga memunculkan kerugian. Jika melihat pada bencana-bencana yang lalu, ia mengatakan, bukan saja mengganggu kehidupan masyarakat, tetapi juga akan menimbulkan kerugian ekonomi.
Dia menyatakan hoaks terkait bencana tsunami hampir setiap waktu terjadi khususnya saat bencana. Sama halnya di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Palu, Sulawes Tengah, warga semakin trauma dengan berseliweran isu hoaks yang isinya akan terjadi tsunami susulan lebih tinggi lagi.
Karena itu, BNPB mengimbau kepada siapa pun agar jika menerima isu atau informasi yang belum jelas kebenarannya agar tidak main 'share' atau bagikan. Akan tetapi, saring terlebih dahulu kebenarannya.
Menurutnya, dampak hoaks ini sangat fatal seperti masyarakat menjadi khawatir, penuh dengan keresahan dan tentunya mengganggu psikologi warga yang ingin beraktivitas.