REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X berharap segenap masyarakat yang ada di Malioboro ikut menjaga kawasan tersebut agar tetap bersih. Demikian pula para pedagang kaki lima (PKL) setempat bisa membuang sampah atau sisa makanan pada tempatnya dengan bak.
"Jangan sampai membuang sampah ke selokan sehingga menjadi penuh dan kotor sehingga menimbulkan bau tidak enak,” kata Sultan. Hal itu ditekankan gubernur saat meresmikan gerbang pintu barat Kepatihan dan pemanfataan kawasan pedestrian Malioboro sisi barat dan Pangurakan.
Sultan menambahkan, bagi masyarakat yang membuang sampah tidak pada tempatnya, tidak perlu ditegur tetapi bagi yang melihatnya langsung diambil saja. "Dia pasti malu dan tidak akan mengulang lagi. Pembelajaran itu penting".
Lebih lanjut Sultan mengharapkan bahwa apa yang sedang dan telah dibangun tersebut bisa dihargai. "Sehingga dengan revitalisasi ini bisa menumbuhkan kenyamanan bagi siapapun,” ujarnya.
Pada kesempatan ini, usai meresmikan gerbang pintu barat Kepatihan dan pemanfataan kawasan pedestrian Malioboro sisi barat dan Pangurakan, Sultan berkesempatan meninjau lokasi. Sultan sempat mencoba kursi yang ada di sisi barat Malioboro, berbincang-bincang dengan kusir andong dan tukang becak.
Dalam sambutannya, Sultan mengatakan peristiwa ini sama dengan tahun lalu yakni mengupayakan revitaliasi kawasan Malioboro. “Kita berharap Malioboro makin nyaman bagi warga masyarakat yang ingin menikmati Malioboro," kata dia.
Menurut gubernur, revitalisasi kawasan Malioboro tahap pertama sudah bisa diselesaikan. "Kenapa saya mengatakan tahap pertama? Karena masih ada tahap fasad yang mana toko-toko bisa direhablitasi dan dipoles kembali. Saya berharap nama toko di bawah agar tidak menutup bangunan yang ada karena dari utara ke selatan ada bangunan Indische, bangunan chinese, arsitruktur bangunan Jawa, dan sebagainya,” jelasnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Energi Sumber Daya Mineral (PUP dan ESDM) DIY, Muhammad Mansur, mengatakan pembangunan pintu barat Kepatihan sudah selesai dan anggarannya diampu oleh Biro Umum Protokol Setda DIY senilai Rp 1,3 miliar.
Adapun pembangunan untuk kawasan pedestrian sisi barat Malioboro, Jalan Margo Mulyo sampai Pangurakan dan depan Kantor Pos, serta di Jalan Margo Utomo dilakukan penempatan lampu antik, penanaman tanaman asem, gayam, dan vegetasi menggunakan dana istimewa sekitar Rp 37,3 miliar.