Kamis 13 Dec 2018 18:07 WIB

Pelaku Pembakaran Masjid di Bogor Alami Gangguan Mental

Masjid Nurul Huda di Tanah Sereal Kota Bogor terbakar pada Rabu malam.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Andri Saubani
Pembakaran masjid dan musola di Tanah Sereal, Kota Bogor, pada Selasa (11/12) malam kemarin.
Foto: dok. Istimewa
Pembakaran masjid dan musola di Tanah Sereal, Kota Bogor, pada Selasa (11/12) malam kemarin.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pelaku pembakaran mushala dan Masjid Nurul Huda di Jalan Sumur Wangi Lamping, Kelurahan Kayu Manis, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Rabu (12/12) malam, belum dipastikan. Kepala Satuan Reskrim Bogor, Agah Sanjaya, menyatakan pihak kepolisian baru melakukan penangkapan kepada terduga pelaku.

“Hingga saat ini kami masih melakukan penyelidikan terkait pembakaran yang ada,” kata Agah, Kamis (13/12).

Kapolres Bogor, Komisaris Besar Polisi Ulung Sampurna Jaya menyebut, polisi saat ini sudah menangkap terduga pelaku pembakaran. Ia menuturkan, dugaan sementara pelaku pembakaran masjid merupakan seorang pemuda berinisial K (25 tahun) yang memiliki gangguan keterbelakangan mental.

"Baru akan dilakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap pelaku pembakaran hari ini (13/12),” kata Ulung.

Pihak kepolisian baru akan memeriksa kejiwaan terduga pelaku ke rumah sakit jiwa dan menyingkronkan laporan dari warga sekitar. Sementara itu, pemeriksaan kondisi di tempat kejadian perkara (TKP) agak sulit dilakukan karena warga telah melakukan pembersihan sisa-sisa kebakaran.

“Jadi, TKP juga sudah rusak,” kata Ulung.

Diketahui sebelumnya oleh warga, K merupakan seorang pemuda yang sejak lama memiliki gangguan keterbelakangan mental seperti mencuci Al-Quran dengan air lalu menjemurnya. Selain itu, K juga kerap kali disebut warga pernah mendalami ilmu gaib kebatinan.

Informasi yang dihimpun Republika dari keterangan warga sekitar, K beserta keluarga telah pindah rumah dari Tanah Sareal ke wilayah Ciseeng, Kabupaten Bogor, sejak 2016. Beberapa warga juga menyebut saat kejadian berlangsung, warga tidak melihat keberadaan K di lokasi kejadian. Spekulasi yang sempat terjadi sebelumnya terkait kasus pembakaran dua rumah ibadah berujung pada penangkapan K.

Salah satu pengurus musola sekaligus saksi, Alamsyah, menjelaskan kronologi pembakaran yang terjadi pada pukul 23.00 WIB. Menurutnya, sebelum peristiwa pembakaran terjadi, dirinya tengah mengajar mengaji di teras rumahnya yang berada di samping musola hingga pukul 22.00 WIB. Ketika itu diketahui, dirinya tidak melihat adanya gerak-gerik mencurigakan apapun dari orang yang tidak dikenal di sekitaran lokasi.

Pada pukul 23.00 WIB, Alamsyah menuturkan, istrinya membuka pintu rumah karena lupa memindahkan jemuran. Dan seketika itu juga terlihat kobaran api di sisi kanan musola, dan langsung segera dilakukan tindakan pemadaman ala kadarnya oleh Alamsyah dan istri.

“Saya mencoba minta tolong ke warga, tapi anehnya warga nggak ada, sepi. Jadi saya dan istri saja berdua guyur pakai air, saya pindahkan sajadah-sajadah agar tidak merembet dan korsleting listrik,” kata Alamsyah.

Setelah pemadaman berhasil dilakukan, belakangan diketahui sepinya warga di sekitaran lokasi dikarenakan warga pergi berbondong-bondong melakukan pemadaman ke Masjid Nurul Huda tanpa tahu bahwa musola dekat rumah mereka juga ikut terbakar. Sementara itu ia menyebut seorang pemuda yang sempat ditangkap oleh polisi pada malam kejadian diduga bukan pelaku pembakaran dua rumah ibadah, melainkan seorang yang diduga hendak melakulan pencurian rumah warga.

Ketua Dewan Keamanan Masjid (DKM) Tanah Sareal, Isep Karsono, menyatakan, kejadian diketahui sekitar pukul 23.00-23.30 WIB. Begitu kejadian berlangsung, ia menyebut warga sekitar secara swadaya melakukan pembersihan sisa-sisa kebakaran.

“Sementara barang-barang bukti seperti karpet yang terbakar dan lainnya sudah dibawa polisi untuk diperiksa,” kata Isep.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement