Kamis 06 Dec 2018 15:07 WIB

Pentingnya Pendekatan Perusahaan kepada Masyarakat di Papua

Di sana ada budaya buang pinang dulu ke para-para pinang.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Muhammad Hafil
Evakuasi jenazah korban penembakan KKB di Nduga, Papua.
Foto: dok. Polda Papua
Evakuasi jenazah korban penembakan KKB di Nduga, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPD asal Papua Charles Simaremare mengaku prihatin dan menyayangkan atas terjadinya peristiwa penembakan terhadap pekerja proyek yang terjadi di Kabupaten Nduga, Papua, Ahad (2/12) lalu. Wakil Ketua Komite II tersebut menduga terjadinya peristiwa tersebut lantaran perusahaan yang mengadakan proyek di lokasi tersebut belum melakukan pendekatan kepada masyarakat sekitar.

Bahkan, sejumlah perusahaan yang ia ketahui ada yang langsung mengirimkan pekerjanya dari luar Papua ke daerah proyek tersebut tanpa adanya proses pendekatan ke masyarakat.

"Di sana ada budaya buang pinang dulu ke para-para pinang. Apakah mereka sudah lakukan pendekatan itu ke masing-masing ke kelompok  masyarakat? Jangan di sini sudah, yang di sana belum," kata Charles di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (6/12).

Hal tersebut menurutnya justru berbeda dengan proyek-proyek yang dikerjakan oleh pemerintah daerah dan kabupaten yang kerap aman dibanding proyek-proyek yang dibiayai menggunakan APBN. Selain itu menurutnya perusahaan yang mengadakan proyek di Papua juga melibatkan warga sekitar.

"Saya dengar juga tidak ada pekerja lokal yang dilibatkan, mereka dijadikan penonton. Proyek-proyek kabupaten ada proyek di sana tapi nggak pernah diganggu, karena pendekatannya," ujarnya.

Ia pun berharap agar TNI Polri bisa segera menangkap para pelaku dan memprosesnya sesuai hukum yg berlaku. Selain itu juga meminta kepada pelaku untuk menyerahkan diri agar tidak ada lagi rakyat sipil yang menjadi korban.

"Tentu pihak berwajib juga jangan semena mena, tetap hargai kalau ada yang menyerahkan diri, apalagi keluarga yang membawa. karena tidak jarang yg seperti itu," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement