REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) Prabowo Subianto enggan berkomentar banyak terkait peristiwa penembakan yang terjadi di Kali Yigi dan Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, tewas pada Ahad (2/12). Mantan Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus itu pun menilai, sudah ada pihak yang berwenang untuk menangani peristiwa tersebut.
"Ya apa yang mau saya jawab? Kan ada pihak yang berwenang, saya di sini," kata Prabowo di Jakarta, Rabu (5/12).
Prabowo tidak menjelaskan lebih lanjut terkait pernyataannya tersebut. Bahkan, dirinya memilih untuk menghindari kejaran awak media.
Sebelumnya, diberitakan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) melakukan pembunuhan terhadap 31 pekerja yang sedang mengerjakan proyek pembangunan jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.
Wakapendam XII/Cendrawasih, Letkol Infanteri Dax Sianturi, mengatakan pasukan TNI-Polri yang diberangkatkan dari Wamena, Papua, telah bergabung dengan Pos Yonif 755/Walet di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua, Selasa (4/12) siang.
Sementara itu, dua karyawan PT Istaka Karya (Persero) dilaporkan berhasil selamat dari penyerangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga.
Prabowo sendiri, saat menjadi Danjen Kopassus, pernah ikut terlibat dalam operasi pembebasan sejumlah tawanan asing oleh OPM pada 1996 lalu. Bahkan, Prabowo ikut terjung langsung memantau operasi pembebasan tersebut.