Sabtu 01 Dec 2018 16:54 WIB

Yayasan LIA Bantu Rehabilitasi TK Bersejarah di Mataram

TK YPRU didirikan sejak 1934 dan jadi saksi biksu zaman penjajahan Belanda.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Gita Amanda
Warga berada diluar rumah pascagempa di Ampenan, Mataram, NTB, beberapa waktu lalu..
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Warga berada diluar rumah pascagempa di Ampenan, Mataram, NTB, beberapa waktu lalu..

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Yayasan nasional yang bergerak di bidang pendidikan, Yayasan LIA menyalurkan bantuan senilai Rp 166 juta untuk rehabilitasi gedung Taman Kanak-Kanak (TK) YPRU, Kota Mataram, yang rusak akibat gempa. Penyerahan dana bantuan dilakukan Sekretaris Pengurus Yayasan LIA Cut Kamaril Wardani kepada Kepala TK YPRU Mataram Korbita Eriati di aula belakang TK YPRU, Kota Mataram, Sabtu (1/12).

Hadir dalam penyerahan bantuan tersebut, Ketua DPRD Kota Mataram H Didi Sumadi, Kepala Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) Jakarta, Dewi Yudasari, para guru TK, siswa dan sejumlah alumni TK YPRU.

Sekretaris Pengurus Yayasan LIA, Cut Kamaril Wardani, mengatakan, bantuan yang terkumpul dari para pengurus, guru, dan juga siswa di seluruh jaringan pendidikan Yayasan LIA merupakan bentuk empati keluarga besar Yayasan LIA terhadap musibah gempa di Lombok beberapa waktu lalu. Ia menyampaikan, penyaluran baru dilakukan saat ini karena Yayasan LIA menginginkan dana bantuan tersebut bisa tepat sasaran dan bermanfaat bagi yang membutuhkan.

"Ada banyak pertimbangan sampai akhirnya, kami menemukan ada TK bersejarah di Kota Mataram. TK YPRU yang menjadi sekolah heritage ini akhirnya kami putuskan sebagai penerima bantuan," ujar Cut Kamaril di TK YPRU, Kota Mataram, Sabtu (1/12).

Cut Kamaril berharap bantuan tersebut dapat bermanfaat bagi TK YPRU untuk kembali bangkit pascabencana dan bisa kembali menyediakan fasilitas pendidikan untuk anak usia dini di Kota Mataram dengan maksimal.

TK YPRU yang berlokasi di Jalan Kamboja, Kota Mataram merupakan salah satu lembaga pendidikan bersejarah di Kota Mataram. TK yang didirikan sejak 1934 ini menjadi saksi bisu zaman penjajahan Belanda, invasi pasukan NICA Jepang, dan juga masa perjuangan kemerdekaan RI di Pulau Lombok.

"Dulu saat masih kecil, TK ini sangat akrab bagi saya dan teman-teman. Tugas saya manjat pohon mangga," ujar Ketua DPRD Kota Mataram, Didi Sumardi.

Didi mengenang, pada 1950-an kondisi bangunan TK masih nampak kokoh berdiri. Di kawasan kompleks perumahan pejabat daerah saat itu, lokasi TK bukan saja menjadi tempat pendidikan bagi anak-anak TK di sana, tapi juga menjadi lokasi bermain anak-anak di sekitar kompleks.

"Saya dan teman-teman kecil sering main ke sini. Kalau ada yang mau rujakan, tugas saya manjat pohon Mangga," kata dia.

Menurut Didi, TK YPRU merupakan bagian sejarah pendidikan di daerah ini. Didi mengapresiasi kepedulian Yayasan LIA yang sudah turut berempati dan membantu  TK YPRU. Ia memaparkan, upaya rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa sudah dilakukan Pemkot Mataram dengan maksimal. Namun, karena keterbatasan dan aturan yang berlaku, Pemkot Mataram hanya bisa memprioritaskan untuk sarana dan fasilitas publik yang menjadi tanggung jawab Pemda.

"Pemkot Mataram berusaha maksimal, tapi memang secara aturan hanya bisa memprioritaskan untuk yang jadi tanggungjawab daerah. Misalnya lembaga pendidikan, ya sekolah-sekolah negeri. Kalau sekolah swasta kan tanggungjawabnya ada di yayasannya," ucap Didi.

Didi berharap apa yang dilakukan Yayasan LIA ini diharapkan menjadi motivasi dan semangat bagi para pihak lainnya yang ingin ikut membantu.

Menurut Didi, DPRD Kota Mataram juga akan mengupayakan agar dampak kerusakan akibat bencana gempa yang terjadi di lembaga pendidikan swasta bisa mendapat perhatian.

"Kita akan upayakan, sebab meski sekolah swasta tapi mereka melayani kebutuhan pendidikan warga Kota Mataram juga," kata Didi menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement