Sabtu 24 Nov 2018 12:26 WIB

Ratusan Ojol di Kota Surabaya Desak Prabowo Minta Maaf

Peserta aksi menilai jadi pengemudi ojek online lebih baik ketimbang menyebar hoaks

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Bayu Hermawan
Ratusan driver ojek online Surabaya menggelar aksi di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Sabtu (24/11). Mereka menuntut Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto meminta maaf lantaran dirasanya telah merendahkan profesi mereka.
Foto: Dadang Kurnia
Ratusan driver ojek online Surabaya menggelar aksi di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Sabtu (24/11). Mereka menuntut Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto meminta maaf lantaran dirasanya telah merendahkan profesi mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ratusan pengendara ojek online (Ojol) di Kota surabaya menuntut Prabowo Subianto meminta maaf atas pernyataannya terkait banyaknya pemuda yang memilih menjadi ojek selepas SMA. Tuntutan disampaikan para pengendara Ojol lewat aksi yang digelar di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Sabtu (24/11).

Para peserta aksi juga membawa berbagai poster yang bertuliskan permintaan agar Prabowo tidak meremehkan profesi para pengendara Ojol. Mereka juga mengingatkan profesinya lebih baik ketimbang menyebar hoaks. Paserta aksi menilai, Prabowo yang juga sebagai Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 ini dinilai mengeksploitasi ojol sebagai komoditas politiknya.

"Kami tunggu permintaan maaf Pak Prabowo. Kami ojek online hanya menuntut permohonan maaf. Kami bukan pembuat hoaks, tapi pejuang keras sebagai anak negeri," teriak salah satu orator pada aksi tersebut.

Ketua Komunitas Peduli Ojek Online, Wahono berpendapat, pilihan menjadi pengemudi ojek online sebagai pekerjaan yang mulia. Bukan hanya pengantar orang, atau pengantar makanan saja. Mereka juga siap menolong orang saat terjadi kecelakaan di jalan raya.

"Kami sebagai ojek online bermacam-macam status sosial. Kami pejuang bukan penjilat. Bukan hanya mengantar pesanan, tapi sebagai penolong pertama jika terjadi kecelakaan," ujarnya. 

Wahono menegaskan, aksi ini merupakan solidaritas atas penghinaan Prabowo kepada ojek online.  "Hormati pekerjaan kami sebagai ojek online, karena pekerjaan kami halal. Dan Arek-arek Suroboyo menolak keras pernyataan Prabowo yang merendahkan profesi mulia kami," katanya.

Komunitas Peduli Ojek online di Jawa Timur, lanjut Wahono, mendesak dan memaksa kepada Prabowo agar segera meminta maaf kepada para ojek online di Indonesia termasuk di Surabaya. Ia juga meminta kepada Prabowo jangan jadikan ojol sebagai komoditas politik.

"Berkampanyelah dengan bijak. Jangan eksploitasi kami untuk dijadikan komoditas politik. Biarpun kami ojek online, kami selalu tertib, kami jujur menghidupi keluarga kami," kata Wahono.

photo
Ratusan driver ojek online Surabaya menggelar aksi di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Sabtu (24/11). Mereka menuntut Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto meminta maaf lantaran dirasanya telah merendahkan profesi mereka.

Aksi ini dipicu paparan Prabowo Subianto di acara Indonesia Economic Forum pada Rabu (21/11) di Shangri-La Hotel, Karet, Sudirman. Prabowo Subianto dalam paparannya melontarkan pernyataan yang dianggap para driver Ojol telah merendahkan profesi mereka.

"Yang paling di sebelah kanan adalah topi SD, setelah ia lulus, ia pergi ke SMP, setelah ia lulus, ia pergi ke SMA, dan setelah lulus dari SMA, ia menjadi pengemudi ojek. Sedih, tetapi ini kenyataan," kata Prabowo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement