Jumat 23 Nov 2018 20:15 WIB

Soal Elite Diancam, Gerindra: Kalau Diungkap Nanti Dipecat

Prabowo mengungkapkan ada elite diancam jika dukung Prabowo-Sandi.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Andri Saubani
Arief Poyuono (kiri).
Arief Poyuono (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menuturkan, calon presiden (capres) 2019 Prabowo Subianto tentu tidak mungkin menyampaikan siapa elite terancam dipecat. Sebab kalau disampaikan ke publik, maka elite tersebut akan dipecat atau dicari kesalahannya sehingga bisa disandera dengan masalah hukum.

"Jangan (diungkap), nanti dia dipecat. Kalau enggak, diancam diperiksa sama Kejaksaan. Kan banyak kepala daerah yang mendukung Jokowi itu sebenarnya tersandera dengan masalah hukum. Jadi ketakutan, karena ada tim senyap mereka yang menakuti pakai politik genderuwo," kata dia kepada Republika.co.id, Jumat (23/11).

Arief hanya mengatakan, elite yang dimaksud Prabowo yakni elite dari partai politik yang duduk di kementerian dan beberapa pejabat eselon I. Mereka ini merasa kecewa dengan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) yang seolah menerapkan kebijakan secara serabutan dan tidak terprogram dengan baik.

Jumlah elite tersebut, kata Arief, tergolong banyak. "Banyak. Kita enggak bisa sebut namanya. Banyak orang dekat Jokowi ini yang sudah kecewa dengan kinerjanya Pak Jokowi sendiri. Sehingga mereka sering misalnya bertemu saya, memberikan masukan, Prabowo nanti (kalau) jadi presiden itu memerintahnya seperti ini," paparnya.

Arief melanjutkan, dalam diskusi dengan elite tersebut, dipaparkan bahwa pemerintah saat ini terlalu sering melakukan pembangunan yang sebetulnya tidak ada anggaran untuk itu. "Bangun ini bangun itu padahal duitnya enggak ada," papar dia.

Kekecewaan elite tersebut juga dalam hal Daftar Negatif Investasi. Arief menyebut, banyak pembantu Presiden yang sebenarnya menolak kebijakan itu. Penolakan ini datang dari pejabat Eselon I kementerian tapi tidak bisa melawan perintah. Sebab, kata Arief, kebijakan itu murni keinginan Jokowi.

"'Bagaimana mas Arief, mereka sudah mau. Makanya saya lebih suka Pak Prabowo yang jadi presiden karena nasionalismenya jelas, keberpihakan pada pengusaha dalam negerinya juga jelas'," klaim Arief, meniru ucapan elite yang menemuinya.

Sebelumnya Prabowo menyebut bahwa saat ini ada sejumlah elite yang ingin mendukungnya di Pilpres 2019, tetapi tidak berani menyampaikan secara terang-terangan. Sebab, mendapatkan ancaman yang cukup besar apabila mendukungnya.

Itu disampaikan dalam pidatonya di acara Pembekalan Relawan Prabowo-Sandi di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Kamis, (22//11). Prabowo mengatakan, elite tersebut berasal dari berbagai macam posisi dan jabatan. Mantan Danjen Kopassus ini pun prihatin atas kondisi ini dan tidak bisa berbuat banyak dengan fenomena tersebut.

Wapres Jusuf Kalla pada Jumat (23/11) pun langsung menyampaikan tanggapan. Dia meminta Prabowo terbuka menyebut siapa elite yang mendapatkan ancaman karena mendukung dirinya. JK mengatakan, elite memiliki makna yang luas, yakni ada elite pemerintahan dan elite pengusaha.

"Kalau bicara elite, elite itu kan macam-macam, kalau elite pemerintahan, seperti ASN memang tidak bisa ikut berkampanye, tidak bisa mendukung siapa-siapa, itu terlarang, kalau pengusaha kan bebas mau dukung siapa saja," ujar Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden, Jumat (23/11).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement