Sabtu 17 Nov 2018 09:38 WIB

Politikus Golkar Sepakat dengan SBY Soal Efek Ekor Jas Kecil

Golkar menjadikan pemilu kali ini pelajaran untuk mengusung capres sendiri pada 2024.

Rep: Ali Mansur/ Red: Ratna Puspita
Ahmad Doli Kurniawan
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Ahmad Doli Kurniawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Sumatera DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia sepakat dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal efek ekor jas atau coat-tail effect Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 terhadap elektoral partai politik. Ia mengatakan hanya partai yang memiliki capres atau cawapres yang dapat efek elektoral. 

Sebab, ia mengatakan, daya tarik pemilihan presiden (pilpres) selalu lebih tinggi dibandingkan pemilihan legislatif (pileg). "Ketika Pileg disandingkan dengan Pilpres, maka fokus isu dan wacana yang berkembang lebih luas terkait calon presiden dan wakil presiden ketimbang isu caleg dan partai politik," ujar Doli Kurnia, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (17/11).

Memang, lanjut Doli, dalam sistem pemilu di Indonesia, pasangan capres dan cawapres diusung oleh partai politik atau gabungan partai politik. Namun faktanya, sekalipun seorang capres atau cawapres diusung oleh gabungan beberapa partai politik, figurnya tetap tak bisa dilepaskan dari asal partai politiknya.

"Asosiasi capres dan cawapres terhadap partai politik asalnya tak terhindarkan. Itulah maka ada teori coat tail effect dan fakta dari beberapa survei juga menunjukkan bahwa partai politik asal capres atau cawapres terdampak positif dari pencalonannya," tutur Doli Kurnia.

Namun, Doli mengatakan, Partai Golkar sejak jauh-jauh hari sadar betul akan hal itu. Itulah alasannya Golkar sempat sangat serius mendorong Ketua Umum Airlangga Hartarto sebagai cawapres Joko Widodo. 

Kendati demikian, Doli menyatakan, partainya tidak menyesal kendati Jokowi memilih figur lain, yakni KH Ma’ruf Amin. "Kami juga tak punya cukup waktu untuk mengeluh. The show must go on. Kita semua harus bertanggung jawab atas pilihan serta keputusan kita,"  kata Doli Kurnia.

Partai Golkar konsekuen dan tetap konsisten dengan keputusannya sebagai partai politik pertama yang mengusung kembali Joko Widodo sebagai capres untuk masa bakti yang kedua. Termasuk, mendukung Kiai Ma’ruf sebagai calon wakil presiden. 

"Sekalipun memang efek pencalonan pak Jokowi kecil terhadap elektoral Partai Golkar, kami sudah punya strategi sendiri untuk mengantisipasi itu," kata dia.

Doli menerangkan Golkar mempunyai cara sendiri untuk memenangkan pileg sekaligus pilpres pada 2019. Selain itu, Golkar menjadikan sistem Pemilu 2019 ini sebagai pelajaran berharga untuk mengusung capres sendiri pada Pemilu 2024.

“Pengalaman kali ini menghasilkan evaluasi untuk ke depan dalam menghadapi Pemilu 2024. Kami sudah bertekad bahwa Partai Golkar harus memiliki calon presiden sendiri, 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement