Jumat 09 Nov 2018 15:10 WIB

BPN Prabowo: Tak Cocok Politik Genderuwo Dituduhkan ke Kami

BPN sepakat agar politikus dalam berkampanye tak menakut-nakuti masyarakat.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bayu Hermawan
Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno
Foto: Republika/Da'an Yahya
Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Faldo Maldini menilai tidak tepat jika sindiran 'politik genderuwo' yang dilontarkan Presiden Jokowi ditujukan ke pihaknya. Namun Faldo sepakat dengan imbauan Presiden Jokowi agar politikus dalam berkampanye tidak menakut-nakuti masyarakat.

"Tidak cocok politik genderuwo dituduhkan ke pendukung kami, saya kira tidak lah," ujar Faldo saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (9/11).

Meskipun, ia sepakat dengan imbauan Presiden agar politikus dalam berkampanye tidak menakuti-nakuti masyarakat. Namun ia menilai, politik genderuwo seperti disinggung Jokowi itu dilakukan oleh pihak yang kerap mencaci kaki. Menurutnya, gaya seperti itu dilakukan oleh kedua belah pihak baik kubu Jokowi-Ma'ruf maupun Prabowo-Sandiaga.

"Mungkin ada dari pendukung Pak Prabowo dan Pak Sandi, tetapi juga ada antara pendukung petahana. Himbauan semacam itu saya kira penting disampaikan Presiden, untuk kedua pendukung," kata Politikus PAN tersebut.

Baca juga: Ini Maksud 'Politik Genderuwo' Menurut TKN Jokowi-Ma'ruf

Hari ini, Presiden Jokowi kembali melontarkan istilah politik lain yakni 'politik genderuwo', setelah sebelumnya heboh istilah politikus sontoloyo. Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyindir aksi para politikus yang gemar menyebar propaganda menakutkan. Jokowi menyebut cara politikus tersebut sebagai politik genderuwo

"Coba kita lihat politik dengan propaganda menakutkan, membuat ketakutan, kekhawatiran. Setelah takut yang kedua membuat sebuah ketidakpastian. Itu sering saya sampaikan itu namanya politik genderuwo" ujar Jokowi dalam kunjungannya ke Tegal, Jawa Tengah, Jumat (9/11).

Wakil Ketua Tim Kampanye Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani menilai Presiden Jokowi tengah menyindir kubu pasangan Prabowo-Sandiaga saat melontarkan istilah politik genderuwo. Menurutnya, pernyataan tersebut dilontarkan Jokowi karena ada pihak yang berkampanye dengan gaya-gaya menakuti masyarakat, seperti 'genderuwo'.

"Sebenarnya Pak Jokowi sedang menggelitik yang disebelah agar kualitas konten kampanyenya ditingkatkan, dengan memberikan alternatif kebijakan, ide-ide baru, bukan hanya mencela, teriak bohong atau pencitraan," ujar Arsul kepada wartawan, Jumat (9/11).

Menurutnya, gaya tersebut dilakukan oleh tim kubu pasangan Prabowo-Sandiaga yang kerap melontarkan informasi yang dianggap tidak benar oleh tim kampanye Jokowi-Ma'ruf.

"Coba gimana enggak bikin takut kalau yang disuarakan Indoneisa akan hancur, punah, dikuasai asing, dan lain-lain dan itu dilempar tanpa berbasis data data kuantitatif,\" ujar Arsul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement