REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) Erick Thohir menyebut perempuan merupakan ujung tombak untuk memenangkan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Ini menyusul besarnya jumlah pemilih perempuan dalam pemilihan presiden 2019 nanti.
"Kita tahu saat ini perempuan votingnya lebih 50 persen dab perempuan harus menjadi ujung tombak untuk Jokowi-Maruf satu periode lagi," kata Erick Thohir saat menghadiri peluncuruan relawan perempuan Bravo 5 di Senayan, Jakarta Selatan pada Kamis (8/11).
Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU) total pemilih yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 185.732.093 penduduk. Mereka tersebar di 34 provinsi, 514 kabupaten/kota, 7201 kecamatan dan 83370 kelurahan/desa.
Mengacu pada data tersebut, jumlah DPT pemilih perempuan sebanyak 92.602.853 orang. Sementara pemilih laki-laki berjumlah 92.481.776 orang dari total 185.084.629 pemilih dalam negeri
Erick mengaku, banyaknya jumlah pemilih perempuan itu membuat tim sukses Jokowi-Ma'ruf harus mereview struktur yang ada di TKN. Dia mengatakan, hal itu tidak lain salah satunya adalah divisi penggalangan perempuan
Sebelumnya, relawan perempuan Kreatif, Enerjik, Religius, dan Nasionalis (Keren) Bravo 5 telah mendeklarasikan untuk membantu pemenangan calon presiden pejawat. Mereka menilai, kinerja kandidat presiden nomor urut 01 itu telah dan akan terus memperjuangkan taraf hidup perempuan Indonesia.
Ketua Perempuan Bravo 5 Kartini Sjahrir mengaku siap merebut basis suara di sembilan provinsi yang menjadi basis suara calon presiden Prabowo Subianto saat pilpres 2014 lalu. Dia mengatakan, hal itu akan dilakukan dengan anggota Peremouan Bravo 5 yang tersebar di 34 kabupaten/kota.
Ketua Umum Tim Bravo 5 Fahrul Rozi mengatakan, relawan dibuat guna membentul pemilu yang kondusif. Dia mengatakan, Bravo 5 memperlihatkan jika keluarga TNI tidak sepenuhnya berada di belakang calon presiden Prabowo Subianto.
"Kami nggak milih yang dari TNI juga karena pada saat menghadapi masalah yang lebih besar, jiwa corsa harus disisihkan karena bicara pemilu presiden, bangsa harus pilih yang terbaik lepas dari dia anggota TNi atau bukan," katanya.