Rabu 24 Oct 2018 14:29 WIB

Stakeholder Pariwisata Bali Bersinergi Tingkatkan Kualitas

Beberapa toko milik pelaku usaha Cina mempekerjakan karyawan asing tak berizin.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Esthi Maharani
wisata bali
Foto: google
wisata bali

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Stakeholder pariwisata Bali bersinergi meningkatkan kualitas pariwisata di Pulau Dewata. Ini mengingat banyaknya kabar beredar menyebutkan pariwisata Bali dijual murah di Cina.

Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengajak seluruh pemangku kepentingan sektor pariwisata di Bali untuk bersinergi menyelesaikan permasalahan ini. Ia berharap temuan buruk di lapangan tak terjadi lagi.

"Saat ini pemerintah provinsi dan kabupaten sudah mengambil tindakan dan memeriksa langsung ke toko-toko yang dicurigai bertindak curang. Jika ketahuan, kami langsung menindak tegas berupa pencabutan izin atau penutupan usaha," kata Cok Ace, Rabu (24/10).

Cok Ace mencontohkan temuannya di lapangan menemukan beberapa toko milik pelaku usaha Cina mempekerjakan karyawan asing tak berizin. Toko-toko tersebut juga menjual barang-barang impor dan tidak ada produk khas Bali, seperti kasur, sutra, dan perhiasan.

Wisatawan asal Cina, sebut Cok Ace secara kuantitas memang lebih banyak dari wisatawan negara lainnya. Namun, pengeluaran (spending) mereka lebih rendah. Mereka juga kerap memakai sistem pembayaran perbankan dari Cina yang belum berizin di Indonesia, sehingga merugikan Bali.

Wakil Bupati Badung, I Ketut Suyasa mengatakan wisata Bali dijual murah ibarat penjajahan yang sangat berbahaya. Ia pun mengajak seluruh pemangku kepentingan menemukan solusi terbaik.

"Kita harus tegas dan jangan sampai ini dibiarkan. Harus ada rekomendasi untuk ditindaklanjuti," kata Suyasa.

Pemerintah Provinsi Bali telah menggelar diskusi bersama dengan Asosiasi Perusahan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Bali, Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Badung, Dinas Pariwisata Provinsi Bali dan Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Camat Kuta Utara, dan Lurah Kerobokan Kelod. Sepanjang Januari-September 2018, sebanyak 4,6 juta wisman tercatat memasuki Bali melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Kenaikannya 5,68 persen dibanding periode sama tahun lalu.

Cina masih menjadi negara penyumbang turis terbesar dengan jumlah 129.278 wisatawan per September 2018 atau 1,101 juta wisatawan selama sembilan bulan pertama tahun ini. Dominasi turis Cina masih bertahan pada angka persentase 23,54 persen. Urutan kedua dan ketiga masing-masingya ditempati Australia dan India.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement