REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terus berusaha mengatasi hoaks seputar bencana. Kepala Bagian Humas BMKG Harry Tirto mengatakan, ia mengimbau masyarakat untuk mengikuti media sosial resmi milik BMKG dan mengunduh aplikasinya.
"Masyarakat bisa mengakses, menanyakan ke kami silakan follow kami di media sosial, dan download aplikasi kami. Dari situ informasi kami transparan," kata Harry, dalam diskusi Menata Mitigasi Bencana Lewat Sulteng, di Gado-gado Boplo, Jakarta Pusat, Sabtu (13/10).
Ia mengatakan, BMKG akan memberikan informasi gempa di atas 5 SR. Selain itu, BMKG juga akan menginformasilan gempa yang bisa dirasakan dan berdampak meskipun di bawah 5 SR. "Gempa yang terasa. Sebagai contoh di Banjarnegara. Walaupun di bawah 4 SR tapi terasa dan berdampak maka kami informasikan," kata Harry.
Ia pun menganjurkan masyarakat agar tidak mudah percaya pada berita prediksi gempa yang bertebaran di media sosial. Apalagi bila berita tersebut menuliskan lokasi detail, waktu, dan skala sudah dapat dipastikan gempa tersebut adalah bohong atau hoaks. Pasalnya, sampai sekarang tidak ada alat yang dapat memprediksi gempa secara akurat.
"Berdasarkan sejarah dari tahun 1800 sampai sekarang kita petakan. Dari pemetaan itu kita memetakan suatu daerah ada potensi gempa. Hanya itu saja," katanya lagi.
Harry mengatakan, untuk mengatasi hoaks BMKG tidak dapat bekerja sendirian. Pihak seperti pemerintah dan media juga harus saling berkoordinasi terkait hoaks yang beredar.