Rabu 10 Oct 2018 16:27 WIB

Politikus PDIP Sebut Amien Arogan ke Penegak Hukum

HNW: ada kejanggalan dalam pemeriksaan terhadap Amien sehingga perlu dikritisi.

Rep: Fauziah Mursid, Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Ketua Dewan Penasehat Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais didampingi putrinya Tasniem Fauzia Rais saat tiba untuk menjalani pemeriksaan di gedung Direskrimum, Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (10/10).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Ketua Dewan Penasehat Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais didampingi putrinya Tasniem Fauzia Rais saat tiba untuk menjalani pemeriksaan di gedung Direskrimum, Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (10/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDI Perjuangan Arteria Dahlan menilai Amien Rais sedang mempertontonkan sikap arogansinya terhadap aparat penegak hukum. Arogansi itu lantaran mencoba mengajak sebagian umat tergiring pada isu kriminalisasi dan privasi bernuansa SARA ketika menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya. 

"Prihatin, miris dan kecewa, seorang yang oleh sebagian kalangan dianggap sebagai tokoh bangsa, mempertontonkan arogansinya terhadap aparat penegak hukum,” kata Arteria dalam keterangan tertulisnya ke wartawan, Rabu (10/10).

Arteria mengatakan, pemanggilan sebagai saksi adalah hal yang biasa dalam proses penyidikan kepolisian. Karena itu, ia menilai, Amien seharusnya menunjukkan sikap selayaknya tokoh panutan yang patut dicontoh oleh masyarakat.

Ia menambahkan Amien tak seharusnya justru menyerang berbagai pihak karena pemanggilan tersebut. “Ya hadir saja, nggak perlu bawa banyak orang, nggak perlu pakai orasi-orasi apalagi serangan langsung terhadap institusi penegak hukum yang sedang melaksanakan fungsinya,” kata anggota Komisi III DPR RI itu.

Ia berharap kepolisian tetap konsisten menegakkan proses hukum dan tidak terpengaruh dengan upaya-upaya untuk menyerang kepolisian. Sebab, ia menambahkan, kasus Ratna Sarumpaet harus serius ditindaklanjuti karena memperlihatkan pelecehan terhadap nilai kemanusiaan yang menjadikan humanisme sebagai bagian dari komoditas politik.

"Ini bukan hal sederhana, polri harus hadir dalam konteks Polisi Pejuang yang mampu membumikan rasa keadilan dan kepastian hukum dalam giat penegakan hukumnya," ujar Arteria.

Kritisi kejanggalan

photo
Hidayat Nur Wahid
"Supaya publik melihat yang terjadi di Indonesia ini penegakan hukum bukan politisasi hukum atau stigmatisasi tokoh siapapun mereka," ujar HNW.

Wakil Ketua Dewan Penasihat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno, Hidayat Nur Wahid (HNW), menilai ada kejanggalan dalam pemeriksaan terhadap Amien Rais sehingga perlu dikritisi. Kejanggalan tersebut, misalnya, terkait tanggal dalam surat pemanggilan.

Ia menerangkan tanggal pemanggilan, yakni 2 Oktober 2018 sedangkan Ratna ditetapkan sebagai tersangka pada 4 Okober 2018.

"Ini mengindikasikan sesuatu yang layak untuk dikritisi, karena kan kalau beliau dipanggil sementara Bu Ratna bukan orang yang berstatus bermasalah dari segi hukum, beliau dipanggi saksi, saksi sebagai apa?" kata Hidayat di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (10/10).

Ia pun mengapresiasi sikap Amien yang menyampaikan kejanggalan tersebut secara terbuka. Hidayat mengatakan tinggal menunggu sikap kepolisian mengklarifikasi hal tersebut.

"Supaya publik melihat yang terjadi di Indonesia ini penegakan hukum bukan politisasi hukum atau stigmatisasi tokoh siapapun mereka," ujarnya.

Selain itu, ia juga mengapresiasi sikap Amien yang memenuhi panggilan polisi hari ini di Polda Metro Jaya. Wakil Ketua MPR tersebut berharap kepolisian tidak terseret-seret ke dalam agenda politik.

"Ini bagian dari ujian kepada polisi apakah mereka betul-betul menjadi penegak hukum yang adil atau mereka sudah terseret dengan agenda politik ini, harusnya polisi tidak boleh terseret agenda politik," kata dia.

photo
Persaudaraan Alumni (PA) 212 meminta pihak kepolisian mengizinkan lima pimpinan PA 212 mendampingi Amien Rais selama pemeriksaan di Gedung Direktorat Krimum Polda Metro Jaya. (Republika/Dedy)

Amien hari ini memenuhi panggilan penyidik kepolisian terkait kasus dugaan berita bohong atau hoaks Ratna Sarumpaet. Kedatangan Amien ke Polda Metro Jaya juga dikawal massa Persaudaraan Alumni (PA) 212. 

Kedatangan massa PA 212 untuk mengawal dan memberikan dukungan kepada Amien. Tak hanya itu, Amien juga sempat meminta agar Kapolri Jenderal Tito Karnavian dicopot dari jabatan kapolri.

"Anda semua ingin tahu, saya nggak akan perpanjang. Saya minta Pak Jokowi agar Pak Kapolri Tito Karnavian dicopot," ujar Amien di Mapolda Metro Jaya  sesaat sebelum masuk ke ruang Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya. 

Amien tidak menjelaskan panjang lebar alasan dia meminta Tito dicopot. Dia hanya menunjukkan lembaran koran nasional."Saya yakin stok kepemimpinan Polri yang jujur mengabdi ke bangsa dan negara banyak. Kita cinta polisi," kata Amien.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement