Jumat 05 Oct 2018 17:23 WIB

BNPB: Korban Meninggal Gempa Sulteng Berjumlah 1.571 Orang

BNPB memperpanjang waktu pencarian korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Bayu Hermawan
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/10).
Foto: Republika/Dessy Suciati Saputri
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperpanjangan waktu pencarian korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, hingga Senin (8/9). Hingga hari ketujuh evakuasi korban bencana gempa bumi dan tsunami di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah, korban meninggal dunia mencapai 1.571 orang.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sejauh ini korban terbanyak ditemukan di Kota Palu yakni mencapai 1.152 orang. Sementara korban meninggal di Kabupaten Donggala sebanyak 144 orang. Sisanya, terdapat di Sigi 62 orang, Parigi Moutong 12 orang, serta di Pasangkayu, Sulawesi Barat sebanyak 1 orang.

"Sesuai mekanisme pencarian oleh Basarnas selama tujuh hari karena masih banyak belum ditemukan ditambah tiga hari sehingga total 10 hari. Nanti, jika masih dibutuhkan tambahan waktu lagi akan tetap dicari tapi dengan kekuatan yang dikurangi," kata Sutopo dalam Konferensi Pers di Kantor Pusat BNPB, Jakarta, Jumat (5/10) sore.

Ia menjelaskan, dari total korban meninggal tersebut, sebanyak 1.551 jenazah diantaranya telah dimakamkan. Pemakaman dilakukan di penguburan massal Poboya, Pantoloan, serta pemakaman keluarga. Korban meninggal belum dimakamkan seluruhnya dikarenakan sembari dilakukan identifikasi.

Korban, kata Sutopo, banyak yang mengalami kerusakan di bagian wajah sehingga dibutuhkan waktu untuk pendataan. Namun disisi lain, jenzah baru terus berdatangan di berbagai lokasi. Hal itu menyebabkan pemakanan jenazah tidak bisa langsung dilakukan ketika baru ditemukan.

Adapun pendataan yang dimaksud yakni dengan cara pengambilan foto wajarh jenazah sehingga keluarga yang mencari kerabatnya bisa melihat foto tersebut. “Jadi kita ambil fotonya lalu dimakamkan. Sambil jalan, yang penting jenzah sudah dimakamkan secara layak,” ujar dia.

Selain korban meninggal, BNPB mencatat total korban luka-luka mencapai 2.549 orang yang saat ini sudah menjalani rawat inap di rumah sakit. Sementar itu, jumlah korban hilang tercatat ada 113 orang dan korban tertimbun 152 orang. Sutopo mengatakan, korban hilang dan tertimbun belum dimasukkan ke dalam daftar korban meninggal karena proses pencarian masih berlangsung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement