REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto menuturkan, dokter dan tim Tim Disaster Victim Identification (DVI) kewalahan dalam melakukan identifikasi jenazah. Padahal jenazah harus segera dimakamkam.
Menurut Setyo, banyak di antara jenazah yang sudah mulai menimbulkan bau. Sementara, keluarga belum ditemukan. Maka, tim DVI pun berupaya mendokumentasikan jenazah sebelum para jenazah yang belum ditemukan keluarganya itu dimakamkan. "Nanti dari Tim DVI akan identifikasi luar, kemudian difoto kemudian dimakamkan segera," kata Setyo di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (2/10).
Setyo mengatakan, meski jenazah ada yang belum teridentifikasi atau belum diambil keluarga, jenazah harus segera dimakamkan. Karena, jenazah akan semakin rusak dan menimbulkan bau yang menjadi persoalan baru. "Jadi sekarang upayanya cepat difoto cepat diidentifikasi kalau nanti ada keluarga yang datang dan mungkin nanti akan disampaikan dimakamkan di mana," ujar Setyo.
Setyo menambahkan, terdapat puluhan tim DVI yang bekerja dalam proses identifikasi korban gempa ini. Diketahui, Gempa berkekuatan 7,7 skala richter (SR) mengguncang Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, dan sekitarnya pada pukul 17.02 WIB, Jumat (28/9).
Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan, gempa bumi disebabkan aktivitas sesar Palu Koro. Ribuan korban jiwa meninggal akibat gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah ini. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan jumlah tersebut masih bisa bertambah.