REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Akses jalan yang di sejumlah desa di wilayah Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi mulai lancar. Pasalnya, di desa yang terpisah Sungai Cileungsi itu telah hadir jembatan. Warga di wilayah ini biasa menyebutnya jembatan apung.
Jembatan itu sendiri menghubungkan Desa Bojongkulur, Desa Ciangsana, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, dan Desa Cikiwul, Bantargebang, Kota Bekasi.
Salah satu warga Ciangsana, Bogo, mengatakan, jembatan itu baru enam hari dibuat warga. " Baru jumat kemarin pake dana pribadi. Mitra rekan kerja di sini. Patungan beberapa orang desa di sini," ucapnya ke Republika, Jumat (28/9).
Dia menambahkan, jembatan apung ini menggantikan perahu yang sudah 4 tahun lamanya tidak pernah diganti." Kalau ada jembatan kan jadi enak jalan pintas dan lebih dekat buat penyebarangan warga," ujarnya. Menurutnya, jika warga ke pasar dan bekerja lebih dekat.
Keberadaan perahu atau rakit di wilayah ini menjadi transportasi para warga guna melintasi sungai tersebut. " Tapi sudah tua, takutnya sudah tidak kuat lagi," ucapnya.
Bogo pun sudah minta izin sama aparat setempat terutama masyarakat. " Tapi ini kan jembatan apung nanti kalau banjir ke angkat sendiri," ucapnya.
Dia mengaku jika dilanda banjir air bisa sampai atas. " Bisa sampai batang pohon tersebut," ucapnya.
Sementara itu, salah satu warga Desa Bojongkulur, Uun, menjelaskan, dengan ada jembatan lebih memudahkan melintasi sungai tersebut. " Tapi kan jembatan apung ya kalau airnya naik dia juga ikut naik," ucapnya.
Dia menyebut jika aliran air Sungai Cileungsi ini sudah menghitam dan menebar bau busuk karena sudah tercemar limbah. " Dulu tuh bisa dipakai renang dan airnya bagus dan bening," ucapnya seraya menyebut akibat tercemarnya sungai tersebut menyebabkan ikan-ikan di sungai ini mati.
" Airnya ga bisa dipakai lagi untuk keperluan sehari-hari," ucapnya.