REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Lena Maryana Mukti berharap tim kampanye pasangan Prabowo-Sandiaga tidak menggunakan kampanye yang menimbulkan reaksi negatif di masyakarat. Hal ini demi semangat menciptakan pemilu yang sejuk dan damai.
Lena mengungkap demikian, menyusul cicitan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon yang berisi video berisi lagu "Potong Bebek Angsa" yang telah digubah dan memuat sindiran tentang PKI. Menurutnya, tindakan yang dilakukan Fadli tidak mencerminkan upaya menciptakan Pemilu yang sejuk dan damai.
"Ya kita sih berharap ya bahwa kampanye model-model seperti itu dihentikan karena itu akan mengundang reaksi balik pendukung Pak Jokowi, belajar dari pengalaman yang ada, kita berkampanyelah secara cerdas dan damai," ujar Lena saat menjadi pembicara dalam diskusi di Menteng, Jakarta, Sabtu (22/9).
Apalagi Lena menilai, Fadli Zon juga sebagai pimpinan DPR semestinya dapat memberikan contoh baik kepada masyarakat. Hal ini kata dia, tidak sejalan dengan semangat kedua pasangan yakni Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga yang ingin menghadirkan Pemilu yang sejuk dan damai.
"Menurut saya itu dimulainya oleh pimpinan DPR, sebaiknya jangan mancing-mancing kemarahan, karena paslon lain punya pendukung, mungkin ke Pak Jokowi tidak berimbas tapi kepada publik di bawah itu bisa jadi pukulan balik ke yang bersangkutan, lalu muncul kebencian," ujar Lena.
Karenanya, Lena menghendaki semua pihak untuk saling menahan diri dalam pilpres. "Makanya masing-masing kita menahan diri lah, menjaga mulut ucapan dan menjaga tindakan agar tidak memancing kemarahan di masing-masing pendukung paslon, itu yang kita harapkan," kata Lena.
TKN, kata Lena, belum berpikir untuk menempuh jalur hukum atas cicitan Fadli tersebut. Meskipun Partai Solidaritas Indonesia berniat memperkarakan cicitan Fadli tersebut.
Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (Jubir BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Danil Anzar Simanjuntak, mengatakan, lagu "Potong Bebek Angsa" yang digubah oleh Fadli Zon merupakan cara untuk bergembira. Ia menegaskan Koalisi Indonesia Adil Makmur memang ingin menghadirkan cara-cara yang menggembirakan dalam kampanye nantinya.
Dahnil pun merespon terkait PKI yan disebut dalam lirik lagu tersebut. Menurutnya, lagu itu dikeluarkan menjelang peringatan G30S/PKI untuk mengingatkan sejarah kelam PKI di Indonesia.
"Jangan baper, jangan kemudian tadi merasa tersinggung dan macem-macem. Kita bergembira saja. Balas saja dengan nyanyian baru," kata Dahnil.