Rabu 12 Sep 2018 21:09 WIB

DLH: 60 Persen Air Sungai Jakarta Tercemar Berat

Permasalahan pencemaran air sungai bukan karena masalah sampah.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Karta Raharja Ucu
Anak-anak bermain di aliran Sungai Ciliwung yang tercemar oleh sampah di kawasan Kebon Baru, Tebet, Jakarta, Jumat (7/9).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Anak-anak bermain di aliran Sungai Ciliwung yang tercemar oleh sampah di kawasan Kebon Baru, Tebet, Jakarta, Jumat (7/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta menyatakan kualitas air sungai yang diteliti dari sejak 2014 hingga 2017 memburuk. Wakil Kepala DLH DKI Jakarta Ali Maulana Hakim mengatakan 60 persen sampel air sungai di Jakarta tercemar berat.

“Dari (tahun) 2014 sampai 2017 memang ada, khusus untuk yang tercemar berat itu ada peningkatan di 2016 ke 2017. Prosentasenya sudah sampai 60 persen tercemar beratnya,” ungkap Ali kepada Republika.co.id, Rabu (12/9).

DLH, kata dia, sudah berupaya menangani sungai-sungai yang mengalami status tercemar berat. Upaya itu antara lain dengan melakukan pembersihan sampah yang ada di sepanjang wilayah sungai di DKI Jakarta.

Namun, dia menyadari permasalahan pencemaran air sungai bukan dikarenakan permasalahan sampah semata. Melainkan, permasalahan utamanya adalah mengenai kandungan dalam air yang berdampak pada kualitas air.

“Tetapi kita bicara limbah dan kualitas air. Yang saya bilang tercemar berat itu kualitas airnya. Kalau secara kasat mata memang bersih. Tetapi kandungannya, ada beberapa parameter itu, terutama misalnya bakteri e-coli, sering ditemukan berjumlah tinggi,” kata dia.

Ali mengungkapkan setiap tahun DLH Jakarta menguji kualitas air 20 sungai, termasuk anak sungai dan percabangannya. Dari seluruh wilayah itu, ada 90 titik sampel yang tersebar untuk dilakukan pengujian.

Dari data yang dihimpun Republika.co.id, tercatat pada 2014, angka 32 persen sungai di Jakarta statusnya tercemar berat. Angka prosentase itu meningkat menjadi 43 persen pada 2015. Pada 2016 angka prosentase itu tercatat kembali mengalami peningkatan menjadi 60 persen, dan meningkat menjadi 61 persen pada 2017.

DLH Jakarta, kata dia, menemukan fakta adanya perubahan kualitas air dari 13 sungai di Jakarta. Dia mencontohkan, aliran air Sungai Ciliwung yang masuk dari daerah Kota Depok ternyata sudah tercemar ringan.

"Jadi dari masuknya saja sudah tercemar ringan. Jadi beberapa lokasi masuknya aliran sungai ini, atau inlet-nya itu memang sudah tercemar ringan,” ungkap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement