Jumat 31 Aug 2018 15:39 WIB

Ibu di Bali Lahirkan Bayi Kembar Empat

Setelah menjalani perawatan empat bayi berhasil melewati masa krisis.

Ilustrasi Bayi baru lahir
Foto: pixabay
Ilustrasi Bayi baru lahir

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Warga Kabupaten Badung, Bali, yakni Luh Gede Irin Pradnyawati, telah melahirkan bayi kembar empat. Bayi berjenis kelamin satu laki-laki dan tiga perempuan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda, Denpasar.

"Perasaan saya, awalnya senang bercampur sedih ketika mengetahui mengandung bayi kembar. Senang, karena saya akhirnya mendapat anugerah memiliki momongan, sedih karena mengetahui risiko yang sangat tinggi pada janin yang dikandung seperti risiko keguguran hingga lahir prematur," kata Irin, dalam acara Syukuran "Bayi Kembar Empat Siap Pulang" di RSIA Puri Bunda, Denpasar, Jumat (31/8).

Irin, warga asli Buduk, Kabupaten Badung, yang dipersunting Putu Agra Ricna Sukarmawan dari Desa Kayuputih, Kabupaten Buleleng tersebut, telah melahirkan keempat buah hatinya tersebut pada 1 Agustus 2018 melalui persalinan "seksio sesaria". Irin yang mendapat kehamilan melalui program bayi tabung itu sangat bersyukur karena pada awal-awal masa kehamilan tidak mengalami permasalahan.

"Untungnya, perkembangannya bagus, sehat semua, seperti mengandung satu bayi, dari berat badan aman, perkembangan juga aman. Akhirnya saya bisa melewati, awal-awal memang tidak terasa berat hingga akhirnya menginjak usia kehamilan tujuh bulan saya diminta dokter untuk beristirahat," kenang Irin yang sebelumnya selama tiga tahun menanti hadirnya buah hati.

Irin sendiri harus mendapat perawatan di RSIA Puri Bunda sejak 12 Juli 2018 karena mengalami gejala persalinan prematur. Yaitu kontraksi rahim disertai keluar lendir campur darah. Gejala itu terjadi saat kehamilan berusia 28-29 minggu.

Saat itu, ibu muda yang berprofesi sebagai guru itu segera dirawat di RS untuk mencegah persalinan prematur, sembari diberikan obat untuk mempercepat pematangan paru-paru pada janin. Sejak dirawat dari 12 Juli hingga 31 Juli 2018, gejala persalinan prematur berhasil diatasi.

Namun, setelah gejala persalinan prematur hilang, ternyata muncul persoalan yang lebih serius karena Irin mengalami pecah ketuban saat umur kehamilannya menginjak 32 minggu. Akhirnya karena pertimbangan medis, pada 1 Agustus akhirnya tim dokter memutuskan melakukan "seksio sesaria" (operasi) untuk melahirkan keempat bayi.

Bayi kembar empat, berjenis kelamin satu laki-laki dan tiga perempuan, sewaktu lahir beratnya masing-masing 1.660 gram, 1.530 gram, 1.470 gram, dan 1.200 gram. Meneladani perjuangan ayah bundanya, keempaat bayi yang diberi nama Putu Agartha Delano Rinandra (Agartha), Made Naila Zeina Rinandra (Naila), Komang Anaira Isyani Rinandra (Naira) dan Ketut Anaisya Kamila Rinandra (Naisya) juga menunjukkan perjuangan yang gigih sehingga berhasil melewati masa-masa kritis.

Pertumbuhan yang baik dilihat dari perkembangan berat badan bayi masing-masing yang kini menjadi 2.100 gram, 2.020 gram, 2.000 gram, dan 1.600 gram. Tim dokter menyatakan keempat bayi sudah sehat dan diperbolehkan pulang.

"Saya merasa mendapat keajaiban yang luar biasa dengan memiliki empat buah hati sekaligus, semoga kisah saya ini juga dapat menginspirasi pasangan suami istri lainnya dalam berjuang memperoleh momongan," ujar Irin.

Senada dengan itu, Putu Agra Ricna Sukarmawan, ayah bayi kembar empat ini menceritakan betapa dia harus memberikan dukungan dan menjaga psikis sang istri agar jangan sampai berpengaruh buruk pada janin yang sedang dikandung. "Kehamilan seperti istri saya ini memang perlu penanganan yang sangat khusus dan spesifik, dan setelah survei sejumlah rumah sakit, akhirnya saya memilih di Puri Bunda ini," ujar Agra yang bekerja di PT PLN itu.

Sementara itu, Direktur Utama PT Puri Bunda dr Ida Bagus Semadi Putra SpOG mengatakan kehamilan kembar empat tergolong langka, yang angka kejadiannya diperkirakan 1 berbanding 512 ribu kehamilan. Menurut dia, penanganan kehamilan hingga persalinan bayi kembar empat tersebut merupakan yang pertama kalinya di RSIA Puri Bunda, sedangkan jika menangani bayi kelahiran kembar dua, dari 2014 hingga saat ini sudah 88 bayi.

Adapun tim medis yang menangani persalinan istimewa tersebut yakni Prof Dr Made Wiryana SpAN (KIC), dr Ida Bagus Upadana Pemaron SpOG, dr I Wayan Artana Putra SpOG (K), dr Ida Bagus Semadi Putra SpOG, dan dr I Wayan Dharma Artana SpA (K). Anggota tim lainnya, dr Made Rini Suari MBiomed SpA (K), dr AA Ngurah Prayoga SpA, dr Made Sumiartini SpA, dr I Gede Budiarta SpAn-KMN, dr IB Krisna SpAn MKes, dan dr Novandi Kurniawan, SpAn.

"Kasus yang sulit, penuh risiko, kompleks dan sangat jarang ini merupakan tantangan tersendiri yang menguji kesiapan berbagai stakeholder. Selain dari kegigihan pasien, tim dokter dan perawat juga harus mendedikasikan segenap profesinya, didukung langkah terpadu manajemen RS," ucapnya.

Sejak perawatan dalam kandungan, tim RSIA Puri Bunda telah melakukan komunikasi, informasi dan edukkasi secara terus-menerus kepada pasien dalam menghadapi kehamilan kembar empat (quadruplet) tersebut. "Segala persiapan harus dilakukan secara matang agar ibu dan bayi kembar empat ini selamat dan sehat. Memang banyak kelahiran bayi kembar empat, tetapi komitmen kami bukan hanya sampai proses lahir, bayi-bayi mungil ini harus bisa melalui fase kritis saat persalinan, pascapersalinan, hingga pertumbuhannya mencapai potensi yang maksimal. Pada intinya kami memberikan pelayanan yang komprehensif."

Supaya ayah, bunda dan keluarga dari keempat bayi kembar itu siap melanjutkan perawatan setelah pulang dari RS, tim medis dan paramedis Puri Bunda juga memastikan kesiapan kamar bayi di rumah pasangan suami istri itu. "Tim melakukan home visit dan bersama orang tua bayi melakukan pembenahan agar kamar bayi selalu memiliki suhu yang diperlukan, terjaga kelembaban dan kebersihannya. Untuk keberlanjutan pemantauan perawatan keempat bayi, tim Health Home Care Puri Bunda akan berkunjung secara periodik ke rumah pasien," ucapnya dr Semadi Putra.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement