REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Amanat Nasional (PAN) menegaskan, partainya tidak akan bersikap abstain di Pilpres 2019. Meskipun, keputusan jadi tidaknya bergabung dengan koalisi pendukung Prabowo Subianto baru ditentukan pada Rakernas PAN, 5-6 Agustus 2018.
"Engga, kita tidak ada (rencana abstain), belum bahas itu," kata Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN, Drajad Wibowo, Jumat (3/8).
Dradjad menyatakan, mendukung apabila Ustaz Abdul Somad (UAS) menjadi cawapres Prabowo Subianto. Namun jika Prabowo tidak menyetujui, PAN menyatakan tidak akan hengkang.
Dradjad mengatakan, PAN sangat mendukung apabila hasil Ijtima' GNPF Ulama yakni UAS dapat diterima parpol koalisi sebagai cawapres Prabowo. Menurutnya, sosok UAS merupakan figur penyeimbang yang dibutuhkan masyarakat Indonesia saat ini.
Oleh karena itu lanjutnya, harapannya agar UAS bisa diterima oleh parpol koalisi sangat besar. PAN menyatakan serius agar Prabowo bisa memilih UAS dalam Pilpres 2019 mendatang.
"Yang kita garap serius dan memang diharapkan nanti pasangannnya Prabowo adalah UAS," kata Dradjad.
Namun, dengan bergabungnya Demokrat dalam koalisi, apakah masih memungkinkan bagi UAS menjadi cawapres Prabowo? Menurut Dradjad, segala hal dalam politik bisa dibicarakan dan sampai pada last minuts kemungkinan berubah masih memungkinkan.
"Kita lihat saja, dalam politik kan sampai last minutes bisa dibicarakan," ucapnya.
Sekretaris Jenderal PAN Eddy Suparno menuturkan partainya menghormati keputusan Ustaz Somad yang menolak maju sebagai cawapres pada Pilpres 2019. Namun bagi PAN, keengganan UAS menjadi pekerjaan rumah untuk mencari tokoh yang lain.
"UAS itu memang kita usulkan dari PAN, dan kabarnya UAS sudah mengatakan tidak akan maju, kami hormati, kami paham beliau akan terus istiqomah di jalur dakwah, beliau tokoh yang jarang sekarang kita miliki di republik ini. Sehingga kami hormati sepenuhnya. Tapi ya jadi PR bagi kita untuk mencari calon lagi," kata dia usai menghadiri diskusi di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (3/8).
Eddy melanjutkan, terkait pengganti UAS, tentu kalau dari internal partai, PAN pasti mendukung pencalonan ketumnya, Zulkifli Hasan. Namun, tidak menutup kemungkinan juga PAN akan mengusulkan nama baru di luar parpol.
"Kalau bicara internal PAN ya pasti Pak Zulkifli Hasan, tapi kalau eksternal ya kita terbuka, buktinya kita mengusulkan UAS yang bukan berasal dari parpol," katanya.