Kamis 02 Aug 2018 02:45 WIB

PKS Kawal Rekomendasi Ijtima' Ulama Sebagai Opsi Tunggal

Aspirasi umat dan ulama menjadi pegangan PKS dalam mengusung capres dan cawapres.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Reiny Dwinanda
Penetapan Mitra Koalisi Pilpres. Sekjen DPP PKS Mustafa Kamal (tengah)  bersama jajaran ketua Umum DPW PKS memberikan konferensi pers Rapimnas 2018 di Jakarta, Senin (23/7).
Foto: Republika/ Wihdan
Penetapan Mitra Koalisi Pilpres. Sekjen DPP PKS Mustafa Kamal (tengah) bersama jajaran ketua Umum DPW PKS memberikan konferensi pers Rapimnas 2018 di Jakarta, Senin (23/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mustafa Kamal menegaskan bahwa partainya tidak membuat opsi lain selain mengawal rekomendasi Ijtima' Ulama yang digelar 27 hingga 29 Juli 2018 lalu. Menurut dia, PKS menjadikan masukan dari GNPF Ulama sebagai pegangan dalam proses pembahasan capres-cawapres bersama partai politik yang menjadi mitra koalisi.

"Aspirasi umat dan ulama akan menjadi pegangan PKS dalam mengusung capres dan cawapres,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (1/8).

Kamal mengaku bersyukur bahwa hasil rekomendasi Ijtima' Ulama sejalan dengan keputusan Majelis Syuro PKS yang telah menetapkan sembilan capres/cawapres yang diusung partainya. Nama Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri yang merupakan salah satu dari sembilan orang yang diputuskan oleh Majelis Syuro juga ada dalam daftar rekomendasi Ijtima' Ulama.

Selain itu, ada nama penceramah kondang Ustaz Abdul Somad Batubara dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang direkomendasikan oleh Ijtima' GNPF Ulama.

Mustafa menilai Habib Salim dan ustaz Abdul Somad sama-sama baik bagi bangsa Indonesia. Keduanya adalah pilihan dan kebanggaan umat dan ulama sehingga patut diperjuangkan bersama. "Tentu kami akan teruskan dalam pembahasan di Majelis Syuro,” ungkap anggota DPR RI asal Sumatera Selatan I tersebut.

PKS akan menggelar Musyawarah Majelis Syuro dalam waktu dekat, “Hasil rekomendasi Ijtima' Ulama akan kami bahas di Majelis Syuro dan akan diputuskan sesuai dengan mekanisme yang diatur oleh AD/ART Partai,” katanya.

Pernyataan Kamal tersebut sekaligus mengklarifikasi adanya kabar yang menyatakan bahwa PKS buka opsi abstain apabila Prabowo tidak memilih cawapres dari PKS.

Sebelumnya, Direktur Pencapresan DPP PKS Suhud Aliyuddin di Jakarta, Rabu (1/8), menyatakan keputusan PKS abstain atau tidak bergantung pada pembahasan DPP PKS dan Majelis Syuro PKS. Menurut dia, PKS masih menunggu keputusan Prabowo menentukan cawapresnya karena bisa saja nama yang diambil di luar sembilan nama yang diajukan PKS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement